REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Institut Teknolgi Bandung (ITB), memberikan penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama pada tiga menteri Kabinet Kerja. Mereka adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Penghargaan diterima langsung ketiganya dari Rektor ITB Kadarsyah Suryadi, di Aula Barat ITB, Bandung, Kamis (24/8). Menurut Kadarsyah, ketiganya mendapat penghormatan tersebut karena telah memberi kontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara.
Menteri PUPR, kata Kadarsyah, telah berhasil menjalankan pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Dengan jumlah proyek yang banyak dan bernilai besar, Basuki mampu mengawal dengan baik sehingga bisa terbangun dengan baik. "Ini suatu amanah yang besar, tapi bisa dijalankan dengan baik. Sekarang, semua infrastrukturnya sudah memberi manfaat besar," katanya.
Sedangkan Menteri Pariwisata Arief Yahya, kata dia, mendapatkan penghargaan karena dianggap telah berhasil dalam mengelola kepariwisataan dalam negeri. Arief dianggap berhasil dalam menggairahkan sektor pariwisata.
Sehingga, mampu menghasilkan devisa yang lebih besar, serta berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat di kawasan wisata. "Selama inikan penerimaan negara paling besar dari minyak dan gas. Tapi sekarang bisa dari pariwisata," kata Kadarsyah.
Sementara itu, ITB menilai Sekretaris Kabinet Pramono Anung mampu mengintegrasikan seluruh kementerian di bawah pimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla sehingga bisa seiring sejalan dalam melaksanakan pembangunan. "Reformasi birokrasi, regulasi diefisienkan. Beliau bisa mengintegrasikan kementerian," katanya.
Kadarsyah Suryadi mengatakan, pemberian penghargaan inipun merupakan rangkaian Peringatan 97 tahun Pendidikan Teknik di Indonesia. Saat ini, pendidikan tinggi di Tanah Air mendapat dukungan dari sejumlah perusahaan baik luar maupun dalam negeri. "Mulai banyak industri yang support ke perguruan tinggi," katanya.
Kadarsyah menyontohkan, ITB tengah menjalin kerja sama pengembangan teknologi dengan PT INTI, dan PT LEN. "Itu untuk alat-alat ICT," katanya.
Selain itu, kata dia, kampusnya bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia dan PT Pertamina. Pertaminan untuk pengembangan ilmu chemical. Serta dengan Sinas Mas untuk pengembangan robot sawit.
Selain itu, ia bersyukur saat ini banyak industri yang mau menggunakan teknologi nasional yang tidak lain hasil karya akademisi. "Kita sangat bergembira karena kepedulian industri makin tinggi untuk teknologi. Jadi akses ke market dan pendanaan bisa terpecahkan," katanya.