Kamis 24 Aug 2017 14:51 WIB

Muchtar Effendi Harahap Bantah Ikut dalam Kelompok Saracen

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Hoax. Ilustrasi
Foto: ABC News
Hoax. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior dari Network for South East Asian Studies (NSEAS) Muchtar Effendi Harahap membantah dia termasuk ke dalam sindikat Sarasen. Menurut dia, daftar nama yang beredar itu hoax dan hanya sekadar draft.

"Itu baru draft saja mungkin. Masih banyak yang kosong itu kan di situ. Saya juga tidak pernah ada yang menghubungi dari Sarasen itu," ungkap Muchtar kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Kamis (24/8).

Ia juga mengaku baru mendengar sindikat atau sebutan Saracen itu. Muchtar tidak tahu sindikat tersebut dan tidak tahu menahu soal apa itu Saracen. Namun, ia tak menyangkal kalau nama Dr M Effendi Harahap yang terdapat pada bagian Dewan Pakar itu merupakan namanya.

"Saya tidak tahu, baru dengar pas ramai di medsos saja. Saya tidak tahu itu nama saya atau bukan tapi orang-orang mengiranya saya. Ada lagi Muchtar Effendi lain, tapi koruptor kan itu," ujarnya sembari sedikit melepas tawa.

Menurutnya lagi, bisa jadi daftar nama yang tersebar itu adalah hoax. Itu karena daftar tersebut bukan pihak kepolisian yang mengeluarkannya, melainkan dari sebuah situs. "Bisa jadi itu hoax. Bukan dari kepolisian kan? Dari website mana itu," tambah dia.

Akan tetapi, dia mengaku mengenal beberapa nama orang di daftar nama tersebut. Di antaranya Eggi Sudjana yang menjadi Dewan Penasihat pada daftar nama itu, Ramli Kamidin, dan Rijal yang ada pada bagian yang sama dengan Muchtar.

Lagi pula, Muchtar menyebutkan, untuk apa dia mengikuti sindikat tersebut. Toh, ia bisa mengeluarkan pendapatnya sendiri untuk mengkritik tanpa harus membuat komplotan buzzer seperti itu. "Buat saja tulisan sendiri, saya kan punya kaidah-kaidah akademis. Untuk apa seperti itu? Tidak ada untung dan manfaatnya. Mohon diklarifikasi," kata dia.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement