REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Pekanbaru menyatakan sebanyak sembilan unit taksi mengalami kerusakan hingga 40 persen, sementara tiga pengemudi taksi mengalami luka-luka akibat bentrokan dengan angkutan daring atau online, Gojek pada Ahad (20/8) malam.
"(Kerusakan mencapai) 40 persen. Kita berharap aparat penegak hukum menindak tegas pelaku-pelakunya," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organda Pekanbaru, Agus Sikumbang di Pekanbaru, Senin (21/8).
Berdasarkan kondisi tersebut, ia menuntut kepada perusahaan penyedia angkutan online agar bertanggung jawab dan memperbaiki seluruh kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan. Pemerintah Kota Pekanbaru diharapkan bisa menjembatani proses tersebut.
Sementara itu, terkait tiga pengemudi taksi yang terluka, dirinya memastikan bahwa kondisi mereka telah membaik. "Tiga orang (kondisinya telah membaik), tidak dirawat inap," ujarnya.
Bentrokan antara pengemudi taksi konvensional dan angkutan online pecah di Simpang Mall SKA, Kota Pekanbaru, Ahad malam tadi. Suasana mencekam terlihat jelas dalam aksi tersebut, di mana sejumlah pengendara angkutan online berjaket Gojek merusak dan memukuli sopir taksi.
Aksi itu terekam kamera warga dan kini viral dalam media sosial. Dalam rekaman berdurasi sekitar satu menit, terlihat pengemudi Gojek melakukan sweeping. Aksi itu diduga merupakan aksi balasan setelah beberapa jam sebelumnya sopir angkutan online diduga dianiaya supir taksi konvensional.
Insiden bentrokan tersebut saat ini dalam proses penyelidikan kepolisian. Pascabentrokan, pagi ini ratusan sopir taksi melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Pekanbaru.
Dalam aksinya, mereka membawa serta seluruh taksi yang mengalami kerusakan tersebut. Dari pantauan Antara, kerusakan taksi mayoritas terjadi pada kaca yang pecah. Selain itu, sejumlah lampu mobil juga tampak hancur.
Lebih jauh, Agus menuturkan pada hari ini seluruh angkutan taksi konvensional akan kembali beroperasi normal setelah sempat berhenti beroperasi malam tadi. "Kita beroperasi normal hari ini. Namun tetap tuntutan kita agar pemerintah tegas mengusut dan menangani angkutan online ini," jelasnya.
Sementara itu, Kepolisian Resor Kota Pekanbaru menyatakan tengah menyelidiki bentrokan beruntun antara pengemudi transportasi berbasis aplikasi dalam hal ini Gojek dan Gocar dengan para sopir taksi konvensional yang terjadi di Simpang Mall SKA, Minggu sore hingga malam tadi. "Pelaku dalam lidik baik dari sopir taksi konvensional maupun dari yang online," kata Kepala Polresta Pekanbaru, Komisaris Besar Polisi Susanto.
Dari informasi yang dirangkum di kepolisian, insiden berawal ketika sopir taksi konvensional Puskopau dan Kopsi sengaja memesan sebagai penumpang untuk memancing Gojek dan Gocar.
"Saat itu Gocar datang ke Mall SKA menjemput penumpang sesuai pesanan penumpang. Seketika itu juga sopir-sopir taksi lebih kurang tujuh mobil yang sudah berkumpul marah dan langsung memukuli dan menggembosi ban mobilnya Gocar dan memberhentikan Gojek yang melintas," ujar kapolres.
Kemudian pada pukul 17.00 WIB para pengendara Gocar dan Gojek berencana melapor ke Kepolisian Sektor Tampan. Akan tetapi, terjadi lagi keributan dan pengeroyokan oleh supir taksi konvensional terhadap pengendara Gojek, Arief Setiawan (29).
Akibat kejadian itulah maka terjadi aksi ramai-ramai pengendara Gojek yang jumlahnya lebih dari 100 mendatangi lokasi. Mereka mengamuk dengan menghancurkan dan mengejar sejumlah mobil taksi konvensional. Mereka memukul taksi dengan helm dan alat lainnya hingga ada mobil taksi yang pecah. Aksi tersebut membuat suasana ricuh di persimpangan tersebut karena juga disaksikan oleh masyarakat ramai.
Satuan Tugas Pengaduan Gojek Pekanbaru bernama F. Wandy, belum bisa memberikan banyak komentar terkait hal ini. "Maaf saya sedang sibuk mengumpulkan data kasus itu," kata Wandy.