Ahad 20 Aug 2017 20:13 WIB

Komplotan Begal Sadis Gunakan Airgun Diringkus di Medan

Rep: Issha Harruma/ Red: Israr Itah
Kapolrestabes Medan Kombes Sandi Nugroho (keempat dari kiri) saat memaparkan kasus begal sadis di depan kamar jenazah RS Bhayangkara Medan, Ahad (20/8).
Foto: Republika/Issha Harruma
Kapolrestabes Medan Kombes Sandi Nugroho (keempat dari kiri) saat memaparkan kasus begal sadis di depan kamar jenazah RS Bhayangkara Medan, Ahad (20/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tiga anggota komplotan begal sadis yang kerap beraksi di sejumlah lokasi di Medan, diringkus polisi, Ahad (20/8) subuh. Dua di antaranya tewas ditembak karena berusaha melawan dan menyerang petugas.

Kapolrestabes Medan Kombes Sandi Nugroho mengatakan, ketiga tersangka, yakni Doddy Radibyo (32), Fandi Syahputra (23) dan Tengku Aditya Hidayat alias Adit (18). Dari ketiganya, hanya Adit yang hidup dan masih diperiksa hingga kini.

"Dalam menjalankan aksinya, para pelaku menembak korbannya dengan airgun, lalu memukul korban dengan balok hingga terjatuh," kata Sandi, Ahad (20/8).

Sandi menjelaskan, ketiga pelaku diringkus berdasarkan laporan polisi atas kasus pembegalan yang terjadi di Jalan Sei Putih, Medan Petisah, Medan, Ahad (20/8) dini hari. Korban berinisial DA (17), dibegal di depan rumahnya sendiri saat baru pulang.

Korban ditembak menggunakan airgun jenis revolver ke arah lehernya, dipukul pakai kayu dan tangan oleh pelaku yang diduga enam orang yang menggunakan tiga motor. Motor korban kemudian dibawa lari.

Berdasarkan laporan inilah, polisi lalu melakukan penyelidikan hingga akhirnya menangkap tiga tersangka dalam rentang waktu kurang dari dua jam. Mereka ditangkap di salah satu rumah kost di Jalan Dipanegara, Padang Bulan, Medan Selayang. Namun, dalam penggerebekan itu, empat pelaku berinisial G, B, I, dan K berhasil melarikan diri.

Tiga tersangka yang ditangkap kemudian dibawa untuk pengembangan dan mengejar pelaku lainnya. Dalam pengembangan ini, tersangka Doddy Radibyo dan Fandi Syahputra ditembak karena mencoba melawan dan menyerang petugas.

"Tersangka mencoba menyerang anggota dengan sangkur hingga akhirnya kami berikan tindakan tegas terukur berupa tembakan yang mengenai dada. Keduanya kemudian meninggal dunia," kata Sandi.

Sehari sebelumnya, Sabtu (19/8) dini hari, komplotan ini juga ternyata telah merampas satu sepeda motor di depan sebuah restoran di Jalan S Parman, Medan. Dalam aksinya, para pelaku juga menembak korbannya yang bernama Andi dengan airgun yang menembus pipinya.

Sama seperti DA, korban juga dipukul menggunakan balok kayu hingga helm yang dia gunakan pecah dan dia pun terjatuh. Saat itulah, para pelaku merampas sepeda motornya.

"Pelaku ini tidak manusiawi karena mereka menganiaya lebih dulu baru merampas harta korban dengan cara biadab," ujar Sandi.

Selain tiga tersangka, polisi juga menyita tiga unit motor, termasuk motor milik korban, sepucuk senjata airgun jenis revolver, sangkur, dan balok yang digunakan tersangka saat beraksi. Sandi pun mengimbau anggota komplotan begal sadis yang masih buron ini untuk segera menyerahkan diri.

"Anggota kami masih di lapangan untuk memburu mereka dan saya sudah perintahkan untuk tembak di tempat jika para tersangka tidak menyerahkan diri dan membahayakan masyarakat maupun petugas," kata Sandi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement