Jumat 18 Aug 2017 13:46 WIB

Hanura: Pertemuan Mantan Presiden Perlu Rutin Dilakukan

Red: Nur Aini
Presiden Joko Widoo (ketiga kiri) dan Wapres Jusuf Kalla (keempat kanan) berfoto bersama (dari kiri) mantan Presiden BJ Habibie, Iriana Joko Widodo, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Mufidah Jusuf Kalla, mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono usai upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI dengan mengenakan busana adat di Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/8).
Foto: ANTARA FOTO/Agus Suparto
Presiden Joko Widoo (ketiga kiri) dan Wapres Jusuf Kalla (keempat kanan) berfoto bersama (dari kiri) mantan Presiden BJ Habibie, Iriana Joko Widodo, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Mufidah Jusuf Kalla, mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono usai upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI dengan mengenakan busana adat di Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Hanura Syarifuddin Sudding menilai perlu diadakan pertemuan rutin antarmantan Presiden, agar program-program pembangunan berjalan secara berkesinambungan.

"Saya menilai lebih bagus ada pertemuan rutin para mantan presiden agar program-program yang dijalankan sebelumnya bisa dilanjutkan oleh presiden yang sedang memimpin," kata Sudding usai menghadiri peringatan Hari Konstitusi, di Gedung Nusantara IV, Jakarta, Jumat (18/8).

Dia menilai pertemuan rutin itu baik dilakukan per-triwulan atau enam bulan sekali karena bisa mendinginkan suasana kebangsaan. Menurut dia, masyarakat pasti menginginkan adanya pertemuan rutin tersebut karena berdampak positif bagi bangsa dan negara. "Ada Ibu Megawati, Pak SBY, dan Pak Habibie, pertemuan itu bisa mendinginkan suasana," ujarnya.

Sudding mengatakan Hanura mengapresiasi dan menaruh hormat adanya pertemuan kedua mantan Presiden tersebut. Dia berharap komunikasi politik kedua tokoh bangsa itu bisa terus berlanjut sehingga membuat kondisi politik kondusif. "Tentu pertemuan itu agar tidak terjadi pertentangan di masyarakat dan itu bisa membawa dampak psikologi bagi kader dari kedua tokoh tersebut," ujarnya.

Sebelumnya Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono hadir di Istana Kepresidenan untuk mengikuti upacara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia, pada Kamis (17/8). Dalam acara tersebut, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono sempat bersalaman dan saling menyapa.

Megawati tidak pernah hadir dalam perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia di Istana selama sepuluh tahun SBY menjabat. Namun, setelah SBY lengser dan digantikan Jokowi, Megawati tidak pernah absen merayakan hari kemerdekaan di Istana.

Sementara itu, kehadiran SBY dalam upacara kemerdekaan di Istana Kepresidenan itu merupakan kali pertama setelah lengser sebagai Presiden keenam RI. Pada HUT RI tahun 2015 dan 2016 lalu, SBY lebih memilih merayakan kemerdekaan di kampung halamannya di Pacitan, Jawa Timur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement