Kamis 17 Aug 2017 19:25 WIB

Usung Kegiatan Doa Bersama 171717, Ini Pidato Panglima TNI

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan pidatonya pada acara doa bersama di lapangan Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (17/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan pidatonya pada acara doa bersama di lapangan Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengharapkan kegiatan doa bersama dan muroja'ah 171717 dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI dapat menjadi landasan yang kokoh sekaligus menggelorakan semangat persatuan kesatuan di antara warga Indonesia.

"Dengan Indonesia yang lebih kasih sayang, Indonesia yang makin saling mengasihi dan menyayangi dalam keberagaman, kita semua tentu juga berdoa semoga kebersamaan dan ikatan yang sangat baik ini akan menjadi landasan yang kokoh dalam menggelorakan persatuan bangsa," kata Panglima TNI dalam sambutannya pada acara Doa Bersama dan Muroja'ah "171717", di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Timur, Kamis (17/8).

Persatuan yang dimaksud adalah persatuan dan kesatuan dalam keberagaman yang sangat indah dan kaya; persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika; dan persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia.

Memaknai kemerdekaan yang telah dinikmati bersama selama 72 tahun sudah sepatutnya untuk disyukuri karena Indonesia tidak hanya dikaruniai kemerdekaan, tetapi juga karena dilahirkan sebagai bangsa patriot petarung dan sekaligus bangsa pemenang.

"Atas karunia inilah, sekalipun harus dicapai melalui perjuangan darah dan air mata segenap anak bangsa kita dapat meraih kemerdekaan," katanya.

Melalui perjuangan anak bangsa yang percaya kepada kemampuan sendiri, dengan senjata apa adanya, seraya menggelorakan semangat gotong royong, sehingga memunculkan energi sosial yang mengobarkan semangat "Merdeka Atau Mati".

Energi sosial tersebut, lanjut Gatot, bisa muncul karena mobilisasi kekuatan umat, santri, dan pemuda serta segenap komponen bangsa oleh para Tokoh Agama, Ulama, Kyai, Habaib, Pendeta, Pastor, Pinandita, Biksu dan Tokoh Nasionalis.

"Dilandasi semangat persatuan dan keinginan besar untuk merebut kemerdekaan, para tokoh bangsa, utamanya para tokoh agama, saat itu mampu menjadikan pilihan 'Merdeka Atau Mati' sebagai senjata pamungkas untuk mendobrak belenggu penjajahan dan meraih kemerdekaan, menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat di tanah air Indonesia," katanya.

Menurut dia, kalimat "Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan Dengan Didorongkan Oleh Keinginan Luhur" sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, mengandung arti bahwa kemerdekaan Indonesia dicapai berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa sehingga bangsa Indonesia wajib bersyukur atas nikmat kemerdekaan ini.

"Kita juga harus ingat bahwa kemerdekaan Indonesia direbut atas dorongan keinginan luhur segenap bangsa Indonesia, disertai pengorbanan harta, jiwa dan raga, para syuhada pahlawan kusuma bangsa, karenanya kita juga wajib mendoakan agar Allah melimpahkan Rahmat dan kasih sayang-nya kepada para pahlawan kusuma bangsa yang rela berkorban demi ibu pertiwi, berjasa besar dalam meneguhkan kedaulatan negeri," paparnya.

Sebagai generasi penerus penikmat kemerdekaan, Panglima TNI mengajak agar sama-sama memohon kepada Allah Yang Maha Pencerah agar menerangi bangsa Indonesia dengan cahaya ilmu dan kearifan agar masyarakat Indonesia pandai merawat kemerdekaan, diberikan kekuatan untuk terus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjaga Pancasila, merawat dan memperkokoh ke-Bhinneka Tunggal Ika-an, serta menggelorakan tradisi semangat gotong royong.

"Pada saat yang sama, kita juga memohon agar selalu dianugerahi kekuatan, kesabaran, ketekunan dan kasih sayang dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri, berdaulat, berkepribadian serta adil dan makmur bagi seluruh rakyat indonesia," tuturnya.

Panglima mengemukakan hari ini tidak saja menjadi bagian dari rasa suka cita bersama dalam memperingati 72 tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi yang lebih penting lagi dengan kehadiran kita bersama di tempat ini dan juga di ribuan tempat di seluruh penjuru tanah air, kita meneguhkan sikap bersama sekaligus menggelorakan semangat bagi terwujudnya Indonesia yang lebih kasih sayang.

Sekitar 8.500 orang memadati lapangan Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis petang, untuk mengikuti doa bersama "171717" (tanggal 17 Agustus pukul 17.00 tahun 2017) dalam rangka memeriahkan HUT Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Berdasarkan pantauan, di Mabes TNI, sejak pukul 16.00 WIB ribuan prajurit TNI dan masyarakat sipil berbondong-bondong datang untuk mengikuti doa bersama yang bertemakan "Indonesia Lebih Kasih Sayang".

Diperkirakan jumlah orang yang mengikuti doa bersama yang digagas oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Mabes TNI mencapai 8.500 orang, yang terdiri dari prajurit TNI, tokoh agama, para hafidz Quran, santri dan PNS TNI. Tampak Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin duduk mendampingi Panglima TNI.

Selain di Lapangan Plaza TNI, ada beberapa titik yang dijadikan tempat untuk menggelar doa bersama bagi agama lain. Untuk masyarakat, prajurit TNI dan PNS TNI yang beragama Kristen Protestan dan Katholik mengelar doa bersama di Plaza Mabes TNI AU.

Umat beragama Hindu menggelar doa bersama di Pura Ade Shaka Dharma Mabes TNI Angkatan Laut, dan umat Budha doa bersama di Gedung Balai Wartawan Puspen TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Doa bersama dan muroja'ah akan dilakukan selama satu jam, mulai pukul 17.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Bagi yang beragama Islam khusus para Hafidz/penghafal Al-Qur`an untuk Khataman bersama, sedangkan yang beragama Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu dipimpin oleh pemuka agama masing-masing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement