Kamis 17 Aug 2017 13:31 WIB

Tiga Napi Ini Menolak Ikuti Upacara Kemerdekaan RI

Puluhan warga binaan (Ilustrasi)
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Puluhan warga binaan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Tiga narapidana kasus terorisme yang saat ini mendekam di sel tahanan Lembaga Pemasyarakatan klas IIB Tulungagung, Jawa Timur, menolak mengikuti upacara peringatan Kemerdekaan ke-72 RI bersama ratusan warga binaan setempat, Kamis (17/8).

Kepala LP Klas IIB Tulungagung Erry Taruna mengatakan, pihaknya sudah membuka semua pintu kamar tahanan dan mengajak ketiga napi terorisme itu untuk ikut seremoni upacara bendera memperingati Kemerdekaan ke-72 RI, namun mereka memilih berada di dalam kamar (tahanan).

"Sementara mereka hanya sebagai penonton. Kami belum bisa tarik secara menyeluruh untuk menikuti kegiatan ini, apalagi salah satunya baru pindahan warga binaan pindahan dari (LP) Tuban. Jadi belum bisa (kami paksa) wajib ikut. Mau ikut silakan, tidak ikut tidak apa-apa, terserah mereka," kata Erry Taruna dikonfirmasi usai upacara Kemerdekaan dengan 287 warga binaan setempat.

Erry mengatakan, tim sipir dan telah berupaya melakukan pendekatan secara psikologis untuk persuasi, termasuk dengan membuka pintu sel tahanan menjelang gelaran upacara peringatan Kemerdekaan ke-72 RI pada Kamis pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Namun, ketiga napi kasus terorisme bersikeras bertahan di dalam kamar.

"Mereka mengakunya ya belum siaplah. Kami tentu tidak bisa memaksakan itu karena mereka termasuk napi kasus tertentu yang mendapat perlakuan khusus sehingga kami juga harus melakukan pendekatan yang baik dan terbuka," ujarnya.

Jangankan mengikuti upacara dan menghormat bendera merah putih bersama warga binaan lain, ketiga napi terorisme yang masing-masing bernama Dedi Fahrizal, Ridwan Sungkar, dan Noim Baasyir tersebut bahkan masih belum bersedia mengikuti program deradikalisasi yang ditawarkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Informasi yang beredar, ketiganya tidak mau ikut program deradikalisasi karena salah satu alasannya adalah khawatir terhadap keselamatan anggota keluarga mereka.

"Adaptasi dengan warga binaan lain tidak masalah, komunikasi mereka juga baik. Mereka justru mudah diajak bicara asal di tempat terbuka, kalau tertutup malah tidak mau karena tidak ingin ada kecurigaan dari napi lain ataupun petugas LP," kata Erry Taruna.

Pelaksanaan upacara kemerdekaan ke-72 RI di LP Tulungagung secara umum berjalan lancar. Kegiatan upacara diikuti seluruh warga binaan kecuali ketiga napi terorisme tersebut, dari totak jumlah napi/tahanan sebanyak 290 orang.

Usai upacara dengan seluruh napi/tahanan mengenakan pakaian tahanan dan petugas sipir mengenakan pakaian tradisional digelar pukul 07.30 WIB hingga 08.10 WIB.

Usai upacara, seremoni dilanjutkan dengan pengumuman napi yang mendapat remisi pengurangan masa tahanan (remisi 1) dan remisi bebas (remisi 2) yang dipimpin oleh Bupati Tulungagung Syahri Mulyo dan dihadiri sejumlah tokoh forum pimpinan daerah setempat serta jajaran SKPD (satuan kerja perangkat daerah), sekitar pukul 11.00 WIB.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement