Rabu 16 Aug 2017 10:57 WIB

PT DI Berhasil Uji Terbang Perdana Pesawat N219

Rep: Umi Nur Fadhilah/Zuli istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pesawat N219 berhasil terbang perdana, Rabu (16/8).
Foto: Republika/Zuli Istiqomah
Pesawat N219 berhasil terbang perdana, Rabu (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Pesawat N219 yang merupakan karya anak bangsa sukses menjalani terbang perdana dalam rangka flight test, Rabu (16/8). Pesawat N219 lepas landas dan kembali mendarat di landasan pacu Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung.

Berdasarkan pantauan Republika, pesawat N219 lepas landas pada pukul 09.15 WIB. Pesawat ini terbang perdana menuju kawasan Batujajar dan Waduk Saguling selama kurang lebih 25 menit. Pesawat pun kembali mendarat dengan  lancar pada pukul 09.40 WIB.

Flight Test ini dilakukan setelah purwarupa pesawat pertama N219 mendapatkan Certificate of Airworthiness dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU), Kementerian Perhubungan.

Captain Esther Gayatri Saleh, Chief Test Pilot PTDI sebagai Pilot In Command (PIC), dan Captain Adi Budi Atmoko sebagai First officer (Fo) yang melakukan flight test purwarupa pesawat pertama N219 pertama kalinya. Selain Pilot In Command dan First Officer, di dalam purwarupa pesawat pertama N219 akan ikut serta Yustinus K sebagai Flight Test Engineer (FTE), untuk memastikan setiap tahapan pengujian terbang dilaksanakan dengan baik dan benar serta terjamin unsur keselamatannya.

Pesawat N219 merupakan  pesawat penumpang dengan kapasitas 19 orang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23 Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan oleh PTDI dan LAPAN. Pesawat ini nantinya diperuntukkan untuk penerbangan di kawasan perintis.

Terpisah, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Jakarta mengatakan, N219 telah diuji untuk lepas landas dan pendaratan pada Selasa (15/8) lalu, tetapi masih jarak pendek. Pengujian itu memberikan izin pada N219 untuk uji terbang.

Ia mengatakan, apabila uji terbang berhasil dilakukan, ia segera melaporkan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia akan meminta Presiden Jokowi untuk memberi nama pada N219.

Nasir menyebut N219 memiliki peluang pasar cukup besar di Indonesia. Setidaknya, ada 200 pasar potensial N219. Namun, kemampuan produksi PT Dirgantara Indonesia hanya 20 unit per tahun. Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan pasar, yakni ekspansi untuk menambah produksi.

Menristekdikti optimistis Indonesia mampu mandiri dalam teknologi penerbangan. Namun, ia menegaskan, butuh komitmen bersama dan dukungan penganggaran. Menurutnya, dalam waktu lima hingga 10 tahun mendatang, Indonesia mampu mandiri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement