REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polda Metro Jaya telah berangkat ke Singapura Sabtu (12/8) untuk memeriksa Novel Baswedan terkait penyerangan yang dialaminya.
Novel menjalani pemeriksaan kembali untuk dituangkan dalam BAP. Namun, dalam pemeriksaan itu Novel kembali tidak menyebutkan nama jenderal polisi yang sebelumnya ia sebut terlibat dalam kasus penyerangannya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan polisi melakukan pemeriksaan terhadap Novel di KBRI Singapura. Namun, ketika ditanya soal keterlibatan Jenderal, seperti yang disampaikan ke sejumlah media massa, Novel menolak untuk menyampaikannya.
"Intinya bahwa yang bersangkutan (Novel) menyampaikan dia tidak akan menyampaikan bukti-buktinya sebelum tersangkanya tertangkap," kata Argo di Bandara Soetta, Selasa (15/8) sore.
Sejauh ini, menurut Argo keterangan yang diberikan Novel belum memberikan kemajuan yang signifikan terhadap proses pengungkapan kasusnya. "Untuk sementara belum. Kita belum dapatkan berkaitan dengan apa yang dia sampaikan di media," ujar dia.
Di dalam pemeriksaan itu, menurut Argo, Novel menjelaskan tentang kegiatan sebelum penyiraman. "Misalnya, ada perasaan tidak enak (sebelum diserang), seperti itu," jelas Argo.
Selanjutnya, Novel juga memberikan keterangan mengenai kronologi penyiraman dirinya pada 11 April silam. Menurut Argo, Novel mengaku tidak mengetahui siapa pelaku penyiraman dirinya saat itu.
Seperti diketahui, Novel sebelumnya sempat mengucapkan adanya keterlibatan jenderal polisi dalam penyerangan dirinya ke sejumlah media massa. Polisi pun menantangnya agar menunjukkan bikti dan keterangan yang jelas dengan menuangkan keterangan itu ke BAP.
Sedangkan untuk pengungkapan kasusnya, polisi masih belum mendapatkan titik terang. Polisi telah membuat satu sketsa. Namun sketsa itu pun diungkapkan Argo belum tentu pelaku.
Baca juga, Novel Baswedan Dianiaya, Jokowi: Ini Tindakan Brutal Saya Mengutuk Keras.