Selasa 15 Aug 2017 14:14 WIB

Mengintip Lomba Masak Ikan di Istana Negara

Lomba masak ikan di halaman Istana Negara dalam rangka memperingati hari kemerdekaan, Selasa (15/8).
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Lomba masak ikan di halaman Istana Negara dalam rangka memperingati hari kemerdekaan, Selasa (15/8).

Oleh Debbie Sutrisno

Wartawan Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lima meja berjajar di bawah pohon besar dengan ranting-ranting yang menjulur ke angkasa sehingga menghalangi sengatan matahari. Di setiap meja bertaplak putih tampak dua kompor gas. Satu orang menghadapi satu kompor gas sehingga ada sepuluh orang yang tampak sibuk mengolah bahan makanan. 

Rumput berwarna hijau menjadi ‘karpet’ sepuluh orang dan lima meja tersebut. Di bagian depan meja itu terlihat tiga logo. Dua logo di bagian kanan dan kiri bertuliskan: Lomba Masak Ikan Nusantara. Di bagian tengah terlihat logo HUT ke-72 Republik Indonesia berwarna merah dengan tulisan: KERJA BERSAMA. 

 

Sepuluh orang yang sibuk memasak merupakan peserta lomba memasak ikan yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/8). Hari kemerdekaan RI memang tidak hanya diperingati dengan cara upacara pengiaran bendera merah putih, ada pula penyelenggaraan berbagai kegiatan seperti lomba. 

Perlombaan sudah menjadi agenda wajib‎ yang dilakukan, tak terkecuali di lingkup Istana Negara. Namun, ada yang berbeda tahun ini. Untuk memperingati hari kemerdekaan, Istana Negara menggelar acara lomba masak ikan nusantara (LMIN). Acara ini diselenggarakan di halaman tengah kompleks Istana Negara.

Pemerintah, yang mengusung “Indonesia Kerja Bersama” pada HUT ke-72, memilih menyelenggarakan lomba memasak ikan nusantara untuk mendukung gerakan hidup sehat (Germas) dan gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan). Sepuluh peserta yang terpilih berasal dari berbagai wilayah. 

Abdul Kadir dan Syamsudin dari Pontianak, Ruben Jeremia dari Jakarta, Narti Buo, Anita Atuu, dan Noan Lahibu dari Gorontalo, Endang SN, Sri Ekowati, dan Sri Sudaryani dari Batam, serta Mathelda (Biak). 

Ada yang perempuan, ada yang berjenis kelamin laki-laki. Ada yang tampak mengenakan topi chef. Ada yang mengenakan kerudung. Mereka memasak olahan hewan laut khas Indonesia. Abdul Kadir, misalnya, memasak botok ikan masak putih sedangkan Ruben Jeremia memilih gabus pucung sambal pete. Sri Sudaryani memilih memasak lawar cumi. 

Pantauan Republika, masing-masing dari mereka tampak serius mengiris bawang mapupun mengaduk bumbu yang terbuat dari berbagai rempah-rempah untuk membumbui ikan maupun hewan laut lainnya seperti cumi dan udang. Lomba masak ikan yang terdapat di Istana Negara sebenarnya tidak mencari pemenang. Sebab, pemenangan LMIN telah ditetapkan sejak 11 Agustus. 

Namun, sepuluh finalis ini diminta untuk menyajikan masakannya kepada Presiden Joko Widodo beserta sejumlah menteri.  Menteri yang turut hadir yakni Menteri kesehatan Nila Moeloek, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. 

Susi yang sempat melihat para koki ini memasak dengan jenaka mengajak pewarta memakan ikan. "Kalian sudah makan ikan belum? Kalau belum saya tenggelamkan," ujar Susi.

Usai mencicipi kreasi olahan ikan, Presiden pun mengajak masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan karena memiliki gizi yang sangat tinggi. “Ikan itu mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi. Nanti tanya ke Menkes. Nilai gizi yang sangat tinggi ini perlu untuk keluarga, perlu untuk anak,” kata Jokowi.

LMIN 2017 merupakan bagian dari dukungan terhadap gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) dan gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan). Audisi dan roadshow Lomba Masak Ikan Nusantara “Menuju Istana” diselenggarakan di lima kota, yakni Batam, Gorontalo, Biak Papua, Jakarta, dan Pontianak selama Juli lalu. 

Dari kelima wilayah tersebut telah terpilih 10 koki terbaik yang dapat mengolah ikan menjadi hidangan lezat serta bergizi. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement