Selasa 15 Aug 2017 07:14 WIB

BNN dan Pemkab Bireuen Bahas Alih Fungsi Lahan Ganja

Petugas Polres Lhokseumawe memusnahkan tanaman ganja di ladang seluas 13 hektar dengan dibakar di Desa Teupin Rusep, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Aceh, Jumat (1/4).
Foto: Antara/ Rahmad
Petugas Polres Lhokseumawe memusnahkan tanaman ganja di ladang seluas 13 hektar dengan dibakar di Desa Teupin Rusep, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Aceh, Jumat (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Badan Narkotika Nasional bersama Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, membahas program Grand Design Alternative Development (GDAD). Program ini yaitu sebuah program alternatif kultivasi atau alih pemanfatan lahan tanaman ganja.

Kepala BNNK Bireun Saiful Fadhli di Lhokseumawe, Selasa (15/8) mengatakan kegiatan audiensi yang dilakukan di ruang rapat kantor Bupati Bireun pada Senin kemarin, dihadiri langsung oleh Bupati Bireun H Saifannur beserta Wakil Bupati Muzakkar A Gani. Sedangkan dari pihak BNN dihadiri oleh Kepala Subdit Masyarakat Desa Hendrajid. Sementara dari pihak Kementrian Kehutanan diwakili oleh Dirjen Peternakan dan Perkebunan, Agus Wahyudi beserta jajarannya.

Saiful menjelaskan, Bupati Bireun sangat setuju dan siap berkolaborasi serta bersinergi secara komprehensif melalui seluruh jajarannya untuk menyukseskan program Alternatif Development (Kultivasi Tanaman Ganja). Apalagi, menurut bupati, ganja dan sabu sudah masuk sampai ke wilayah pedesaan. Bahkan Kabupaten Bireuen merupakan salah satu daerah penghasil ganja.

"Bupati Bireun mendukung penuh dan secara sinergis bersama BNN dan Kementerian terkait untuk menggarap program ini secara serius dan berkelanjutan," ujar Saiful meniru ucapan Bupati Bireun.

Sementara itu, Saiful mengatakan, pihak BNN memberikan apresiasi atas dukungan dan respons cepat dari Bupati Bireuen bersama //stakeholder terkait lainnya untuk menyukseskan program Alternative Development. Sejatinya program ini tidak hanya berfokus kepada alih fungsi lahan tanaman ganja semata. Akan tetapi dapat dijadikan sebagai program strategis terhadap pencegahan dan penurunan angka peredaran dan penyalahgunaan narkoba dalam dimensi pembangunan manusia. Sekaligus juga untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.

Dia mengatakan, program dimaksud itu juga, dapat menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan kemandirian ekonomi, peningkatan kualitas kesehatan, pelestarian lingkungan, ketahanan pangan, agro wisata dan pendidikanan. "Juga sekaligus menjadi ajang pembangunan mental masyarakat untuk tidak menyalahgunakan narkoba," kata Kepala BNNK Bireun. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement