Senin 14 Aug 2017 17:55 WIB

88 Desa di Jawa Tengah Terdampak Kemarau

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kemarau ekstrem (ilustrasi).
Foto: cctv america
Kemarau ekstrem (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Sedikitnya 342 tangki air bersih telah disalurkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ke sejumlah desa yang mulai terdampak oleh musim kemarau, di berbagai wilayah yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, ke-342 tangki air bersih ini telah disalurkan untuk 88 desa dari 38 kecamatan, menyusul kesulitan warga dalam mendapatkan air bersih.

Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Permana yang dikonfirmasi mengatakan, data tersebut merupakan laporan droping air bersih yang tercatat dari berbagai daerah, sampai dengan tanggal 11 Agustus 2017. Masing- masing meliputi BPBD Kabupaten Jepara, Banjarnegara, Klaten, Boyolali, Kendal, Demak, Wonogiri, Pemalang, Magelang, Kebumen, Cilacap, Tegal serta BPBD Kabupaten Banyumas.

Berdasarkan data ini, dampak musim kemarau terhadap air bersih sudah semakin terasa di wilayah Kabupaten Kebumen. BPBD setempat mencatat dampak musim kemarau ini telah terjadi di 40 desa di 11 kecamatan.

Di wilayah Kabupaten Kebumen ini total telah dilakukan droping air bersih sebanyak 81 tangki. “Pada tanggal 11 Agustus bahkan telah dilakukan droping air bersih sebanyak 14 tangki dalam sehari,” jelas Sarwa, di Semarang, Senin (14/8).

Di luar Kabupaten Kabupaten Kebumen, lanjutnya, daerah lain yang wilayahnya mulai terdampak musim kemarau adalah Kabupaten Pemalang dengan jumlah delapan desa dari dua kecamatan.

Selain itu Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Tegal (masing- masing tujuh desa di empat kecamatan), Kabupaten Banyumas (enam desa di enam kecamatan) serta Kabupaten Wonogiri (enam desa di dua kecamatan).

Guna mengantisipasi bencana kekeringan droping air bersih sudah dilakukan di desa- desa  terdampak. “Totalnya mencapai 342 tangki air bersih untuk 88 desa dari 38 kecamatan,” lanjutnya.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang mewaspadai krisis air bersih yang berpotensi terjadi di wilayah Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur.

Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengatakan, beberapa waktu lalu warga sejumlah dusun di desa ini sempat mengalami krisis air bersih. Namun hal ini disebabkan oleh kerusakan fasilitas pompa instalasi air bersih Pamsimas. Untuk penanganannya, BPBD kabupaten Semarang telah melakukan droping air bersih sebanyak 20 tangki ke desa ini. Selain itu Pemkab Semarang juga telah membantu perbaikan pompa air instalasi air bersih Pamsimas ini.

Meski begitu, sumur- sumur warga yang ada di wilayah desa ini juga mulai menurun debit airnya. Warga sementara ini masih bisa memanfaatkan sumber- sumber air yang ada di wilayah desa mereka. Namun untuk antisipasi bencana kekeringan, BPBD Kabupaten Semarang telah menyiagakan empat unit truk tangki air bersih jika sewaktu- waktu dibutuhkan untuk droping.

Sedangkan total cadangan air bersih untuk mengantisipasi bencana kekeringan ini mencapai 850 tangki. “Sebab sebanyak 35 desa yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Semarang kerap menjadi langganan krisis air bersih saat musim kemarau,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement