SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan wilayah Jawa Tengah diperkirakan menghadapi kekeringan ekstrim terparah sejak 2015.
Data dari BMKG menyebutkan, musim kemarau tahun ini diperkirakan 20 hari lebih panjang dibandingkan tahun kemarin. Beberapa wilayah di Jawa Tengah bahkan baru akan mengalami hujan pada minggu kedua Bulan Desember.
Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG Wilayah II, Hendro Nugroho dalam paparannya saat mendampingi kunjungan kerja Komisi V DPR RI di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sragen, Kamis (5/9/2019).
Hendro mengatakan sebagian wilayah Jawa Tengah seperti Tegal, Brebes dan Pemalang, diprediksi akan mengalami musim hujan paling awal yakni pada pekan pertama Oktober.
Sementara wilayah seperti Jepara, Demak dan Kudus, diperkirakan baru terjadi hujan pada minggu kedua Bulan Desember.
“Jadi diprediksi wilayah Jawa Tengah akan mengalami kekeringan ekstrim. Ini lebih parah dari tahun lalu, tapi tidak lebih parah dibandingkan kekeringan pada tahun 2015,” papar Hendro.
Sementara untuk Sragen, lanjut Hendro, akan memasuki masa kemarau yang cukup panjang yakni hingga 60 hari ke depan. BMKG memperkirakan wilayah Sragen baru akan mengalami awal musim hujan pada minggu kedua Bulan November.
“BMKG terus memonitor perkembangan cuaca dan iklim. Dengan perkiraan ini, kami harapkan pemerintah serta instansi terkait, bisa meningkatkan persiapan dan kewaspadaan,” jelas Hendro.
Sementara Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, Sugeng Priyono, menyatakan kesiapannya menghadapi kemarau ekstrim yang akan melanda wilayahnya.
Pihaknya selama ini telah menggalang kerjasama dengan seluruh stakeholder terkait seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) serta sektor swasta, untuk memastikan keamanan persediaan droping air, untuk wilayah-wilayah terdampak.
“Karena di sebagian wilayah Sragen terutama wilayah utara hampir setiap tahun mengalami kekeringan, sehingga kami telah melakukan pemetaan untuk memastikan wilayah tersebut tetap mendapatkan pasokan air bersih,” terangnya.
Untuk penanganan, menurut dia, selama ini BPBD bersama PMI, PDAM dan sektor swasta, terus menyalurkan bantuan air bersih. Hingga saat ini kami telah menyalurkan 1.150 tangki air bersih ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.
“Persediaan juga masih mencukupi untuk 60 hari ke depan,” urainya.
The post appeared first on Joglosemar News.