REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum mampu mewujudkan kawasan tanaman bawang merah seluas 300 hektare karena terkendala jaringan irigasi. Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan rencananya pihaknya akan mengembangkan kawasan bawang merah di Kecamatan Sentolo seluas 300 hektare.
Namun sejauh ini baru terealisasi sekitar 160 hektare. "Kami menargetkan kawasan tanaman bawang merah seluas 300 hektare terealisasi pada 2018. Untuk saat ini, baru teralisasi antara 140 hektare hingga 160 hektare karena terkendala saluran irigasi," kata Hasto, di sela tanam bawang merah di Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Senin (14/8).
Saat ini, kata Hasto, pengairan bawang merah mengandalkan sumur bur atau sumur pantek, dan sumber mata air yakni Bendungan Drigul yang ada di desa itu. Menurutnya, tanaman bawang merah membutuhkan air supaya dapat tumbuh dengan bagus.
Menurutnya, jaringan irigasi sangat dibutuhkan, dan hal ini menjadi perhatian pemkab untuk menyediakan air bersih. Dikatakan, luas tanam bawang merah di seluruh Kulonprogo pada 2016 seluas 420 hektare dengan produksi sekitar 20 ton.
Ia berharap luas tanam pada 2017 ini menjadi 600 hektare. "Kami berharap tanaman bawang merah semakin luas, sehingga diharapkan Kulonprogo menjadi sentra bawang merah," ujarnya.
Hasto juga berpesan kepada petani bawang merah untuk menunda jual saat harga turun. Harapannya, harga bawang merah tetap stabil. "Menahan fluktuasi harga, kita menerapkan sistem tunda jual. Kita bisa betul-betul dapat menstabilkan harga bawang merah," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Bambang Budi, menambahkan luas tanam di Desa Srikayangan mengalami peningkatan sekitar 26 hektare. Pada 2016, luas tanam bawang merah seluas 96 hektare, sekarang menjadi seluas 122 hektare.
"Luas tanaman bawang merah di Kecamatan Sentolo pada 2017 seluas 160 hektare atau meningkat 57 hektare," kata dia.