REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Dirgantara Indonesia (DI) tengah mengembangkan pesawat N219. Rencananya pesawat ini akan dipasarkan secara massal yang dapat beroperasi di daerah penerbangan perintis.
Kepala Program N219 Budi Sampurno mengatakan, hingga kini pesawat N219 masih dalam serangkaian tahap uji coba. Untuk memastikan kesiapan seluruh sistem dan fisik sebelum benar-benar siap dipasarkan.
"N219 sudah menjalani serangkaian uji seluruh sistem dan struktur sejak tahun 2016. Tujuannya untuk memastikan pesawat bisa take off, terbang, dan landing dengan aman," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (11/8).
Budi mengatakan, tahap uji coba ini diperkirakan bahkan sampai tahun 2018. Dengan fokus uji terbang pesawat penerus N250 yang juga diproduksi PTDI ini.
"Setelah ini sampai pertengahan tahun depan akan dilakukan serangkaian uji terbang untuk mendapatkan data-data aerodynamic," ujarnya.
Menurutnya, pengujian pesawat memang membutuhkan waktu. Sebab harus melengkapi segala persyaratan dengan tes yang banyak untuk benar-benar memastikan kelayakan.
Oleh karenanya, ujicoba N219 masih akan terus disempurnakan hingga tahun depan. Ia berharap pesawat N219 bisa menjadi karya anak bangsa yang sempurna dan bersaing hingga kancah internasional.
"Semua uji coba dilakukan untuk memenuhi persyaratan atau untuk membuktikan bahwa pesawat N219 ini safe dan airwhorty berdasarkan regulasi yang berlaku di Indonesia (CASR 23 kategori commuter). Makanya memakan dan memerlukan waktu lama," jelasnya.
Pesawat ini bisa menampung 19 orang ini dirancang untuk bisa mendarat di landas pacu relatif pendek antara 500-600 meter. Jika mendesak, pesawat ini bahkan bisa didaratkan di jalan raya. Pesawat N-219 telah dipamerkan kepada masyarakat, banyak perusahaan asal Benua Afrika yang siap untuk membeli pesawat itu. Bahkan, ada salah satu perusahaan asal Nigeria yang menawarkan proses assembling dilakukan di negaranya.
Zuli