Jumat 11 Aug 2017 09:46 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Pembangunan Perbatasan Kian Membaik

Dermaga Tengkayu I, di Tarakan, Kalimantan Timur tempat penyeberangan warga dari Tarakan menuju Pulau Berau.
Foto: FOTO ANTARA/Rosa Panggabean/ed/11.
Dermaga Tengkayu I, di Tarakan, Kalimantan Timur tempat penyeberangan warga dari Tarakan menuju Pulau Berau.

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie menegaskan, pemerintah memberikan perhatian yang sangat baik terhadap pembangunan di wilayah perbatasan dibandingkan tahun sebelumnya.

Gubernur Irianto Lambrie mengemukakan hal itu ketika tampil sebagai pembicara pada Forum Group Discussion (FGD) tentang telekomunikasi di wilayah perbatasan di Tarakan, Kamis (10/8).

Ia juga memperkenalkan Provinsi Kaltara sebagai provinsi baru. Sehingga kegiatan tersebut dapat bermanfaat secara positif kepada masyarakat agar pembangunan dan kemajuan di wilayah itu cepat berkembang.

Tidak dipungkiri pada pemerintahan sebelumnya perhatiannya terhadap wilayah perbatasan sangat kurang bahkan hampir tidak ada. Lebih banyak membuat kebijakan tanpa implementasi sementara yang dibutuhkan masyarakat adalah langkah nyata. Berbicara soal wilayah perbatasan pada pemerintahan sebelumnya tidak dipungkiri pemerintah masih sangat kurang memperhatikannya.

Gubernur Irianto Lambrie mengakui, pemerintahan sekarang sudah berbeda dimana perhatian ke wilayah perbatasan lebih besar. Buktinya pun semakin nyata karena dimasukkan dalam program Nawacita Presiden Joko Widodo dengan membangun Indonesia dari pinggiran.

Pada sektor telekomunikasi pun telah mengalami kemajuan melalui kementerian dan lembaga negara terkait dengan membangun tower hampir di seluruh wilayah di Provinsi Kaltara. Ia menyontohkan, meskipun situasi telekomunikasi baru sebatas short massage service (sms) dan telepon seperti di daerah Long Nawang dan Lumbis Ogong, tetapi sudah dapat berkomunikasi dengan kerabat dan sanak saudaranya di daerah lainnya. Gubernur Irianto Lambrie mengajak kemajuan telekomunikasi di wilayah itu digunakan secara positif bukan dimanfaatkan menyebar kebencian, saling caci maki atau membuat berita-berita bohong.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement