REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Berdasarkan penelusuran petugas perlindungan jamaah, informasi mengenai jamaah haji yang telantar di Masjid Nabawi tidak benar. Sebelumnya, pemilik akun Facebook bernama Abu Nancy mengunggah status adanya seorang jamaah haji telantar.
"Nama Bapak Slamet bin Torye asal Jember (kloter 27) dan beliau menderita stroke dan sekarang berada di Hotel Al-Mukhtarah Tower. Selama sampai di Madinah baru sekali pergi ke masjid dan itu pun ditelantarkan di luar masjid dan di bawah terik matahari. Tolong diviralkan agar Bapak Slamet ini agar diperhatikan oleh petugas PPIH," tulis Abu Nancy.
Tim Media Center Haji pun mengunjungi Slamet di Hotel Al Mukhtarah Tower lantai 8 kamar 802. Saat ditemui, Kamis (10/8), Slamet yang berusia lebih dari 70 tahun itu ditunggui istrinya Juwariyah Sino.
Dia hanya berbaring dengan dilapisi sarung kotak-kotak biru. Menurut istrinya, suaminya memang terbiasa tidur tanpa baju, hanya dengan sarung.
Menurut petugas Linjam sektor lima Alpan Arbudi, Slamet tidak tahan shalat lama di Nabawi karena cuaca yang sangat panas. Rabu (9/8), adalah terakhir kali Slamet shalat di Nabawi. "Nggak kuat panas," kata Slamet menimpali.
Sedangkan di kamar hotel dia juga tidak tahan dengan dingin dari pendingin udara. Dia memang tidak banyak bercakap-cakap saat dikunjungi. Sedangkan sang istri tidak bisa berbahasa Indonesia, selain bahasa Madura. Kendala bahasa menyulitkan ketika mereka ingin berkomunikasi dengan jamaah atau petugas.
Rekan sesama KBIH Slamet, Sri Suprihatin (57 tahun) mengatakan, Slamet awalnya merasa hajinya tidak sah jika tidak mengikuti shalat arbain. Ia kemudian dibantu rekan sesama KBIH-nya saat akan shalat di Nabawi.
Namun, setelah diberi pengertian dan merasakan kondisi di Nabawi, Slamet akhirnya memahami dirinya tidak perlu ke Nabawi jika tidak mampu. Alpan menyatakan, dia sendirilah yang mendorong Slamet ketika akan shalat di Nabawi. Saat shalat pun dia yang mendampingi hingga kembali ke hotel.
Slamet mendaftar pada awal 2010. Saat mendaftar, dia dalam kondisi sehat. Stroke menderanya sudah 3,5 tahun terakhir. Untuk beraktivitas dia menggunakan kursi roda. Dia pertama kali tiba di Madinah pada Sabtu, 5 Agustus.