Kamis 10 Aug 2017 14:56 WIB

Indonesia-Filipina Lakukan Pertemuan Bilateral Perangi Teror

terorisme
Foto: cicak.or.id
terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia bersama Filipina melakukan pertemuan untuk membahas masalah pemberantasan terorisme. Pertemuan bertajuk 1st Meeting of Joint Working Group on Combat International Terrorsm ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan Anti Terrorism Council (ATC / Badan Anti Teror Negara Filipina) pada bulan Mei 2014 lalu.

“Memang sejak MoU itu ditandangani memang belum ada implementasi. Nah sekarang apalagi dengan adanya kejadian di Marawi dan kejadian-kejadian lain di Filipina Selatan kita menngambil inisiatif untuk melaksanakan pertemuan kerjasama yang pertama, tentunya dengan isu-isu masalah yang ada di Filipina,” ujar Kepala BNPT, Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH saat membuka acara tersebut di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (10/8).

Kepala BNPT sendiri mengatakan kalau dirinya sudah berbicara langsung dengan pimpinan delegasi Filipina agar Indonesia dan Filipna untuk lebih banyak sharing pengalaman dan juga informasi dalam masalah  menangani masalah terorisme.

“Tadi kami sudah bicara dengan pimpinan delegasinya dan kita banyak sharing dan kita akan bentukar pengalaman dan juga informasi lah untuk menangani masalah terorisme. Tentumya informasi dan pengalaman mengenai apa yang sudah pernah kita kerjakan yang mungkin saja berguna buat Filipina,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Lebih lanjut pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut banyak sekali hal-hal yang oleh delegasi Filipina disimak dengan baik mengenai bagaimana Indonesia bisa mengemas dan mengatasi kemajemukan yang ada. Kemajemukan dalam artian di Indonesia ini dari sekian banyak agama, suku, ras dan juga budaya yang dimata Filipina tidak mudah untuk disatukan,

“Dan ternyata kita bisa menyatukan kemajemukan itu semua dan pihak Filipina sangat mengapresiasinya. Oleh sabab itu ada banyak langkah-langkah strategis yang bisa kita laksanakan minimal kita bisa mereduksi radikalisme dan juga hal-hal yang tidak baik di Filipina,” kata mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Lebih lanjut mantan Kepala Divisi Humas Polri ini mengatakan bahwa pihaknya membuka kesempatan setiap saat kepada delegasi Filipina untuk menanyakan sesuatu tentang masalah terorisme. “Saya dan seluruh delegasi Indonesia memberikan nomor kantak bilamana dikemudian hari ada pertanyaan atau ada hal-hal yang perlu dikomunikasikan agar jangan ragu untuk ditanyakan demi kebaikan bersama,” ujarnya

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement