REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut, Dedy Zakaria menyambut baik upaya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pemerintah Kabupaten Garut menetralisir kawasan bantaran sungai dari pemukiman. Menurutnya upaya itu ikut mendorong pengurangan risiko bencana yang bisa terjadi kapan saja.
“Kami sambut baik Dinas PUPR sudah melakukan perbaikan sepadan di aliran sungai Cimanuk yang sekaligus mengurangi resiko bencana tentunya,” katanya pada Republika.co.id, Rabu (9/8).
Ke depannya ia mewacanakan adanya perangkat Early Warning System (EWS) di sungai Cimanuk guna mengantisipasi risiko banjir. Dengan perangkat EWS itu diharapkan kedatangan gelombang banjir dapat diprediksi lebih awal. Sehingga upaya evakuasi bisa lebih dini dilakukan.
Namun upaya tersebut perlu koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk selaku pemegang kewenangan sungai.
“Pemangku kepentingan disana BBWS, tapi kami koordinasi ke mereka, supaya ada alat deteksi banjir semacam early warning system supaya jadi mitigasi bencana. Dan secara simultan penanggulangan bencana mesti bersama-sama masyarakat, pemerintah dan dunia usaha,” katanya.
Diketahui, tanggul Sungai Cimanuk yang rusak diterjang banjir bandang 20 September 2016 lalu akan dibangun dan diperkokoh agar lebih kuat ketika air sungai deras menghujam. Nantinya, pembangunan tanggul dilakukan secara bertahap.
Untuk sementara akan dibangun sepanjang satu kilometer dari rencana sepanjang 10 kilometer. Tanggul pun tersebar di kawasan Tarogong Kidul dan Garut Kota.