Selasa 08 Aug 2017 15:26 WIB

JK Optimistis Pengusutan Kasus Novel Baswedan akan Selesai

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Foto: Antara
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla optimistis pengusutan kasus penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan akan menemui titik terang. Apalagi, Kepolisian Republik Indonesia telah bersepakat dengan KPK untuk membentuk tim investigasi.

Jusuf Kalla pun berpendapat tidak perlu lagi dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta. "Polisi sudah berusaha sedemikian rupa, memang kasus seperti ini ada yang mudah, ada yang sulit, tapi dengan tim yang dibentuk oleh kapolri saya yakin dipercepat," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Selasa (8/8).

Kepolisian mengklaim, salah satu kendala pengusutan kasus tersebut yakni karena adanya penolakan Novel untuk mengisi Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Jusuf Kalla menambahkan, Novel masih harus memulihkan kesehatannya setelah mengalami musibah penyiraman air keras beberapa bulan lalu. Dengan demikian, wajar apabila Novel menolak permintaan polisi untuk mengisi BAP.

Jusuf Kalla meyakini, pada waktunya Novel pasti akan memenuhi panggilan kepolisian untuk mengisi BAP. Sebab, Novel merupakan mantan polisi dan mengetahui tahapan serta proses pemeriksaan. "Ya dia kan masih keadaan sakit, ya mungkin itu alasannya. Tapi saya dengar, karena disuruh istirahat dulu oleh dokter sehingga dia tidak boleh stress, tidak boleh berpikir panjang karena dikhawatirkan (berpengaruh dengan) matanya," kata Jusuf Kalla.

Sebelumnya diberitakan, polisi telah dua kali menyambangi Novel di rumah sakit di Singapura tempatnya menjalani perawatan medis. Namun, Novel hanya bersedia berbicara tanpa dimasukkan dalam BAP dan berbanding terbalik ketika dirinya muncul di beberapa media, Novel menyebut ada jenderal polisi yang terlibat di belakang teror yang menimpanya.

Peristiwa teror penyiraman air keras menimpa Novel saat pulang shalat Subuh dari masjid di kompleks rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa 11 April 2017 pagi. Dalam kurun waktu empat bulan di Singapura, perawatan intensif terhadap matanya yang tersiram air keras masih terus dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement