REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden JokoWidodo (Jokowi) mengingatkan, saat ini dunia tengah mengalami perubahan teknologi yang sangat cepat. Akibatnya, masyarakat dan bahkan generasi muda lebih sering berinteraksi menggunakan teknologi masa kini, seperti telepon pintar. Jokowi memprediksi, perubahan teknologi ini juga akan berpengaruh terhadap kondisi politik dan perekonomian negara.
"Terutama anak-anak muda kita, remaja-remaja kita, banyak yang nanti sudah tidak baca koran lagi. Sudah tidak melihat tv lagi, semuanya hanya pegang satu, sebuah benda yang namanya smartphone, handphone, gadget, gawai. Pegangnya hanya itu," ujar Jokowi di Ponpes Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur, Senin (8/8).
Jokowi mengingatkan, perubahan dan pergeseran inilah yang harus diwaspadai. Presiden berpesan, agar orang tua dapat memproteksi generasi muda agar tak terpengaruh oleh karakter negatif serta terpengaruh oleh peradaban negara-negara Barat yang dapat mengubah budaya dan nilai kesantunan Indonesia.
"Pergeseran inilah akan adanya perubahan. Inilah kita sadari semuanya, kita waspadai, jangan sampai anak-anak kita terintervensi oleh karakter tidak baik, terintervensi peradaban barat yang bisa mengubah karakter budaya kita," ujarnya.
Terlebih, lanjutnya, nilai-nilai ke-Islaman dan toleransi di Indonesia juga sangat dikagumi negara-negara lain. Jokowi menceritakan saat dirinya bertemu kepala negara lain seperti Raja Arab Saudi Salman dan Amir Uni Emirat Arab Syeikh Muhammad. Kepada Jokowi, Raja Salman dan SyeikhMuhammad pun menyampaikan kekagumannya terhadap keberagaman Indonesia namuntetap menjaga toleransi dan persaudaraan.
"Bagaimana kita menyelesaikan dengan baik, dengan tabayyun. Bagaimana persaudaraan kita ini terus dijaga, ukhuwah Islamiyah kita dijaga, ukhuwah wataniyah dan lebih besar lagi ukhuwah basariah kita dijaga. Inilah kekuatan negara kita," ucap Jokowi.
Bahkan, Presiden Afghanistan pun juga menitip pesan kepada Jokowi agar berhati-hati dalam mengelola keberagaman suku dan masyarakat di Indonesia. Tak hanya itu, Presiden Afghanistan juga meminta agar pemerintah Indonesia mengirimkan para ulamanya untuk berbagi pengalaman.