Senin 07 Aug 2017 16:32 WIB

Tangkal Radikal, Kisah Kepahlawanan Harus Rajin Diceritakan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Situs yang menyerukan radikalisme. Ilustrasi
Foto: AP
Situs yang menyerukan radikalisme. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Guru Besar Universitas Gadjah Mada, Prof Djamaludin Anchok menilai, ada salah satu cara mudah menangkal radikalisme. Salah satunya, mengenalkan lagi kisah-kisah kepahlawanan kepada anak-anak.

"Angkat lagi topik hebat apa yang dilakukan pahlawan-pahlawan kita, jangan diteruskan kita mewarisi sistem pendidikan yang merusak," kata Djamal, Senin (7/8).

Ia menilai, pengenalan kisah-kisah kepahlawanan setidaknya akan membiasakan anak-anak menolak bangsanya dijelek-jelekan. Tidak malah membenarkan saja ada omongan-omongan yang seakan Indonesia itu tidak memiliki kebaikan.

Sayangnya, pengenalan anak-anak kepada hebatnya sejarah Indonesia dan kisah-kisah kepahlawanan semakin jarang ditemukan. Selain itu, ia melihat pendidikan di Indonesia kurang memiliki informasi yang lengkap, tidak terkecuali tentang radikalisme. Djamal mengingatkan, pendidikan kita yang seharusnya melawan pembelokan istilah jihad, yang banyak dikonotasikan jelek.

"Kita tebarkan lagi kisah-kisah kepahlawanan, supaya tidak bangga jadi teroris, supaya tidak melihat bangsa sendiri itu jeleknya saja," ujar Djamal.

Ia mengingatkan, lemahnya daya kritis anak-anak dalam menerima informas membuat seseorang mudah dikendalikan orang lain. Maka itu, cara menghadapinya bisa dilakukan dengan menularkan virus berprestasi, lewat hebatnya sejarah Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement