Senin 07 Aug 2017 08:29 WIB

Produk IKM Bali Tumbuh 3,82 Persen

Kerajinan khas Bali
Kerajinan khas Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Produksi industri kecil dan mikro (IKM) di Bali pada kuartal II 2017 tumbuh positif sebesar 3,82 persen, dibandingkan kuartal yang sama pada tahun 2016.

"Bahkan, angka pertumbuhan IMK Bali pada triwulan II-2017 ini lebih tinggi dari angka nasional yang tercatat 1,32 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Senin (7/8).

Namun, katanya, pertumbuhan IKM tersebut dibandingkan dengan kuartal I 2017 mengalami penurunan minus 5,67 persen. Capaian IKM Bali itu berada di bawah pertumbuhan nasional yang tercatat 0,47 persen pada periode yang sama.

"Produksi yang dihasilkan perusahaan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) di Bali pada kuartal II 2017 (q-to-q) menurun minus 3,98 persen, atau berada di bawah pertumbuhan secara nasional yang tumbuh positif sebesar 2,57 persen pada periode yang sama," katanya.

Jika dilihat secara tahunan (year on year), produksi yang dihasilkan perusahaan IBS di Bali pada kuartal II 2017 tercatat minus 3,13 persen, atau berada di bawah level nasional yang tumbuh positif sebesar 4 persen.

Adi mengakui peranan IKM sangat strategis dan nyata dalam memacu dan mempercepat pembangunan daerah pada era otonomi dewasa ini, karena itu komponen masyarakat dan pelaku usaha IMK di Bali dihadapkan pada sejumlah tantangan dari lingkungan dalam dan luar.

Untuk itu, dalam memajukan IKM di daerah, pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan yang sama yang berlaku umum di tingkat pusat. Ia menambahkan kebijakan dan strategis hendaknya mengakomodasikan dan sesuai dengan spesifikasi yakni sesuai kondisi yang dibutuhkan oleh daerah bersangkutann. Permasalahan daerah memerlukan solusi kedaerahan.

Kewenangan yang selama ini dipegang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah daerah untuk menangani masalah di daerah, karena itu strategi pembangunan daerah harus dilakukan secara bersinergi antara berbagai unsur terkait dengan masyarakat di daerah.

"Kebijakan dan strategi yang dikembangkan harus menggunakan sumber daya lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusa," kata Adi.

Demikian pula lintas pelaku di tengah masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan nilai sumber daya setempat. "Semua pihak hendaknya menaruh perhatian bahwa peranan IMK sangat strategis untuk menciptakan tenaga kerja, kesejahteraan dan meningkatkan standar hidup masyarakat setempat," ujar Adi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement