REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan masyarakat perlu mewaspadai benih-benih yang ingin membuat perpecahan antar dan interagama. Upaya memecah belah ini dengan cara mengadu domba sesama umat beragama.
"Benih-benih seperti itu sudah mulai muncul, maka jangan sampai negeri ini menjadi kancah konflik antaragama dan antarkelompok agama," kata Panglima TNI, pada acara Simakrama Kebangsaan Perisada Hindu Darma, di Taman Bhagawan, Denpasar, Bali, Jumat (4/8).
"Jangan sampai ada pertikaian dan konflik antar agama yang dapat merusak, menghancurkan bangsa dan negara, jangan sampai itu terjadi, hal ini yang membuat perpecahan antar masyarakat, antar kelompok agama dan antar saudara-saudara kita sendiri, " kata Gatot dalam keterangan pers kepada wartawan.
Panglima TNI mengutip pernyataan Presiden RI Joko Widodo bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang memiliki 17 ribu pulau, 1.340 ribu suku dan 1.150 ribu bahasa daerah. Untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara Republik Indonesia sepanjang masa, persatuan, dan kesatuan harus dikuatkan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. "Itulah yang harus tetap kita jaga dan bina. Kuncinya adalah Pancasila sebagai dasar negara sekaligus ideologi bangsa Indonesia, karena Pancasila dirumuskan dengan nilai-nilai Ketuhanan yang sudah disepakati oleh para pemuka agama pada awal kemerdekaan," katanya.
Panglima TNI mengingatkan kembali pesan Bung Karno bahwa NKRI yang berideologi Pancasila bukan milik satu golongan, bukan milik satu agama, bukan milik satu suku. Tetapi NKRI milik semua bangsa Ibdonesia dari Sabang sampai Merauke. Hal yang sama, kata dia, disampaikan Presiden Joko Widodo bahwa Pancasila harus diamalkan, dikonkretkan, diimplementasikan, dikerjakan secara kehidupan berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan sehari-hari.
"Bila tidak ada Islam bukan Indonesia, bila tidak ada Kristen bukan Indonesia, bila tidak ada Khatolik bukan Indonesia, bila tidak ada Hindu bukan Indonesia, bila tidak ada Buddha bukan Indonesia dan bila tidak ada Khonghucu bukan Indonesia. Itulah Indonesia kita yang indah, " ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Bangsa Indonesia, adalah bangsa patriot yang berjiwa ksatria. Dan bila ada yang mengusik rasa kebangsaannya, Gatot menegaskan rakyat akan melawan karena di tubuhnya mengalir darah ksatria. Dibuktikan pada setiap suku bangsa Indonesia memiliki tarian perang dan senjata perang untuk mempertahankan diri.
Gatot mengungkapkan sejarah telah mencatat perjuangan rakyat yang beratus-ratus tahun lamanya tidak membuahkan hasil karena masih bersifat kedaerahan. Para pejuang, tokoh agama dan pemuda menyadari hal itu. Maka ketika muncul rasa persatuan dan kesatuan hingga lahir Sumpah Pemuda tahun 1928, hanya memerlukan waktu 17 tahun kemerdekaan bisa direbut. "Bangsa ini bergotong royong dipelopori oleh para pahlawan dan rakyat, sehingga dapat merebut kemerdekaan dengan senjata apa adanya, " ujarnya.