REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan sektor pariwisata di Pulau Bali terus dikembangkan. Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, Jokowi pun setuju untuk membangun bandar udara baru di Bali.
"Bali konsentrasinya masih pada pariwisata, hanya memang masalahnya bandara yang bagus perlu ditambah," ucapnya di Badung, Bali, Jumat (4/8).
Jokowi mengungkapkan, dalam rapat dengan Gubernur Bali Gede Mangku Pastika ada beberapa opsi untuk mengembangkan sarana bandara di Bali. Mulai dari memperluas runway Bandara Ngurah Rai, hingga membangun bandara baru.
"Kemarin Ratas ada beberapa pilihan membangun (bandara) di kawasan Utara, atau memperluas yang sekarang ada. Masih banyak pilihan-pilihannya," katanya.
Jokowi melanjutkan, pemerintah pusat menyerahkan sepenuhnya kepada Gubernur Bali dalam memilih pilihan-pilhan tersebut. Jokowi menambahkan, Ia hanya ingin pelayanan wisatawan di Bali menjadi lebih baik.
"Kalau Gubernur Bali sudah menentukan pilihan yang ini baru dilaksanakan. Intinya konsentrasinya baru pada pelayanan pada para turis," ujarnya.
Sementara Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, sudah ada dua investor yang siap mensponsori pembangunan bandara baru di Bali, yakni Airport Kinesis Kanada dan Pembangunan Bali Mandiri.
"Mereka kalau berani maju ya harus ada duitnya. Jangan suruh pemerintah yang mengeluarkan duit," ucapnya.
Meski sudah ada investor dan dukungan dari Bappenas serta Kementerian Pariwisata, namun Pastika mengatakan realisasi bandara yang disebut akan memiliki dua landasan pacu di atas laut itu masih terkendala lokasi.