REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Tempat pembuatan garam di kawasan Pantai Samas, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mangkrak atau tidak beroperasi sejak 2016 hingga pertengahan 2017. Kondisi kemarau basah memengaruhi kelanjutan produksi tempat pembuatan garam itu.
"Terakhir beroperasi kalau tidak salah sekitar 2015, kemudian sejak 2016 sampai sekarang tidak operasional karena pengaruh kemarau basah," kata Ketua Kelompok Nelayan Mino Samudro Pantai Samas, Sadino, di Bantul, Jumat (4/8).
Menurut dia, tempat pembuatan garam di kawasan Pantai Samas dengan memanfaatkan fasilitas bak penampung air laut yang ukurannya tidak terlalu luas tersebut merupakan bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY.
Ia mengatakan, bantuan bak penampung air laut itu dibangun pada 2013 dan kemudian selama dua tahun berjalan yaitu 2014 dan 2015 bisa beroperasional, tetapi mulai 2016 tidak beroperasi karena cuaca yang tidak mendukung.
"Ketika beroperasi waktu itu hasilnya pernah dipromosikan lewat Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul ke pasar, karena waktu itu pemasaran sulit karena kalah sama pabrik. Dan sejak 2016 tidak beroperasi sama sekali," katanya.
Dikatakan, sedangkan pada 2017 ini kelompok nelayan mengaku siap mengoperasikan jika cuaca mendukung yaitu kemarau dan mendapat pendampingan dan fasilitasi dari dinas, mengingat fasilitas yang ada perlu dilakukan pembenahan.
"Dulu bak ini dikelola satu kelompok, satu kelompok berisi 50 orang, jadi bergantian mengelolanya. Cara produksinya pas sore ambil air laut kemudian dibawa ke bak lalu dikontrol kadar garamnya," katanya.
Ia mengatakan, kalau kadar garam yang terkandung dalam air laut tersebut sudah standar, kemudian dialirkan ke terpal yang telah disiapkan dan dibiarkan mengering atau dijemur selama sehari.
"Kalau cuaca bagus bak penampung ini bisa memproduksi sekitar 50 sampai 60 kilogram garam grosok. Tetapi sejak 2016 produksi berhenti, penyebabnya karena kemarau basah," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul, Pulung Haryadi, sebelumnya mengatakan pembuatan garam di Samas itu merupakan uji coba tiga tahun lalu, belum dilanjutkan sampai sekarang karena berbagai pertimbangan.