Jumat 04 Aug 2017 17:12 WIB

Pembangunan Bandara di Sukabumi Digeser ke Warungkiara

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Qommarria Rostanti
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pembangunan bandara di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, rencanananya akan digeser ke Kecamatan Warungkiara. Sebelumnya, lokasi pembangunan bandara berada di Citarate, Kecamatan Surade, Sukabumi.

"Kami sudah membahas pembangunan bandara di Warungkiara dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub)," ujar Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, di Aula Setda Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu, Jumat (4/8).

Pemilihan lokasi baru ini didasarkan persyaratan yang ditetapkan Kementerian Perhubungan, terutama perihal keberadaan bandara yang harus bisa melayani Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi. Artinya, kehadiran bandara bukan hanya untuk wisata melainkan pemerintahan. Intinya, kata dia, apabila bandara terbangun maka akses darat menuju ke lokasi itu harus terbuka dan lebih baik dari sekarang. Rencananya, pembangunan bandara ini bisa mulai dilakukan tahun depan.

"Pembangunan bandara di Warungkiara ini sudah menarik investor untuk membangunnya," ujar Deddy.

Fenomena tersebut disebabkan karena kawasan Sukabumi, khususnya Geopark Nasional Ciletuh Palabuhanratu (GNCP), dinilai seksi oleh para investor. Terlebih GNCP telah masuk dalam kawasan ekonomi khusus geopark. Bahkan tahun ini GNCP diharapkan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG).

Deddy menyebut, selama ini pengembangan destinasi wisata terhambat karena keterbatasan infrastruktur. Oleh karena itu, keberadaan GNCP akan meningkatkan sarana infrastruktur di selatan Jawa Barat.

"Kami juga mendorong pada 2019 BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat) bisa beroperasi seoptimal mungkin," ujarnya. Dia optimistis pengoperasian bandarab ini akan mendorong percepatan infratsruktur di Jawa Barat. Sarana infrastruktur lainnya yang tengah dalam proses pembangunan adalah jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement