REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mengatakan, pihaknya memberi kesempatan kepada politisi yang menuding Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PAN sebagai partai yang intoleran dan pendukung khilafah untuk meminta maaf.
"Kalaupun nanti ada langkah hukum, PAN memastikan bukan untuk menambah kisruh suasana, tetapi lebih pada pembelajaran politik dan hukum bagi semua," kata Saleh di Jakarta, Jumat (4/8).
Saleh mengatakan, diinternal PAN sudah ada keinginan untuk menempuh jalur hukum sejak video pernyataan yang menuding itu beredar di media sosial. Namun, sebagian pihak ada yang meminta agar yang bersangkutan diberi kesempatan meminta maaf.
"Di dalam demokrasi, semua orang sama di mata hukum dan pemerintahan," ujarnya.
Menurut Saleh, PAN juga menghormati langkah Partai Gerindra, Partai Demokrat dan PKS dalam menyikapi persoalan itu, termasuk bila mereka menempuh jalur hukum. Selama langkah yang diambil sesuai dengan koridor hukum dan demokrasi, PAN akan menghargainya.
"Sepintas saya dengar mereka akan menempuh jalur hukum. Ada juga yang mengatakan akan melaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan. Saya kira itu sah-sah saja. Kami menghormati pilihan sikap mereka," tuturnya.
PAN menyayangkan tudingan yang dialamatkan kepada empat partai tersebut, yang disampaikan salah satu politisi petinggi partai politik di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Saleh juga menyayangkan video pernyataan yang disampaikan saat berpidato itu tersebar secara luas melalui media sosial dan menimbulkan keresahan di masyarakat.
"Dengan teknologi saat ini, video dan pernyataan itu sangat cepat menyebar. Dari daerah pemilihan saya saja sudah banyak yang mempertanyakan. Banyak aktivis partai dan simpatisan yang resah," katanya.