REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- DPD Partai Golkar Jawa Barat membantah anggapan bahwa Dedi Mulyadi disiapkan menjadi Calon Wakil Gubernur Jawa Barat pada Pemilihan Umum Kepala Daerah atau Pemilihan Gubernur 2018. Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat Ade Barkah Surachman saat dihubungi di Purwakarta, Kamis (3/8), mengatakan, Golkar Jawa Barat memiliki 17 kursi di DPRD setempat.
Situasi tersebut sudah seharusnya menjadi posisi tawar yang besar bagi Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi. "Tentu saja dengan berbagai pertimbangan, kami tidak terpikirkan untuk menganggap saudara Dedi Mulyadi itu layak menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat. Kursi kami di DPRD ada 17 toh," katanya.
Alasan lain yang patut dipertimbangkan, baik oleh elit politik di Jabar maupun nasional menurut dia ialah pengalaman memimpin yang dimiliki Dedi Mulyadi. "Sebagai Bupati Purwakarta, Dedi sudah berhasil melakukan akselerasi pembangunan selama hampir 10 Tahun terakhir," kata Ade.
Faktor lain yang menyebabkan Dedi Mulyadi tidak layak menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat ialah tren elektabilitas yang dia miliki. Dedi dinilai satu-satunya ketua partai di Jawa Barat yang memiliki elektabilitas paling tinggi. "Sehingga sudah layak jika Dedi dicalonkan gubernur," katanya.
Dua calon yang menempati survei terakhir, yaitu Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar bukanlah kader partai. "Artinya Kang Dedi ini pekerja keras. Anda bisa bayangkan saat elektabilitasnya jeblok, sampai saat ini sudah tiga besar, dengan ritme konsolidasi yang dimiliki, kami berkeyakinan akan terus meningkat," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi sempat memberikan isyarat tentang kriteria bakal calon wakil gubernur yang akan mendampinginya pada Pilgub 2018. Dia menyebutkan sosoknya harus memiliki jaringan organisasi kepartaian sampai ke tingkat desa, punya wawasan kepemimpinan yang baik tentang Jawa Barat serta mampu bekerja sama saat mengemban jabatan.