Rabu 02 Aug 2017 11:08 WIB

Komisi VI Ingatkan Impor Garam Jangan Jadi Mainan Mafia

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andi Nur Aminah
Tumpukan garam impor tampak menggunung di sebuah gudang yang terletak di dekat exit tol  Kanci, Kabupaten Cirebon, Ahad (30/7).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Tumpukan garam impor tampak menggunung di sebuah gudang yang terletak di dekat exit tol Kanci, Kabupaten Cirebon, Ahad (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR Komisi VI, Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan kepada pemerintah agar kebijakan impor garam yang akan dilakukan agar tetap tidak merugikan petani garam. Anggota DPR Fraksi PKB ini menegaskan agar impor garam tidak disalahgunakan oleh para spekulan dan mafia garam. "Permainan para spekulan alias mafia, sebagai langkah antisipasi," kata Gus Yaqut, sapaan akrabnya, Rabu (2/7).

Karena itu, menurutnya langkah antisipatif adalah menyerahkan kebijakan impor ini ke BUMN yang berwenang dalam soal garam. Seperti, ke PT Garam selaku BUMN. "Agar kontrolnya mudah," tegasnya.

Ia memahami persoalan memenuhi kebutuhan garam ini memang cukup rumit dalam pelaksanaanya. Karena itu Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor ini meminta pemerintah memiliki akurasi data yang tepat, soal kebutuhan garam.

Sebab sudah menjadi rahasia umum, berbagai kebijakan impor selalu lemah soal data ini. Sehingga produk impor seringkali banyak dimainkan bukan untuk kebutuhan rakyat, tapi permainan spekulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement