Selasa 01 Aug 2017 10:30 WIB

Yogyakarta Coba Produksi Garam di Pantai Sepanjang dan Samas

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Indira Rezkisari
Petani garam (ilustrasi)
Foto: Antara/Saiful Bahri
Petani garam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Pantai Selatan Jawa termasuk di DIY berpotensi untuk menghasilkan garam yang bagus terutama yang tidak banyak bersinggungan atau dekat dengan muara sungai.  Sebetulnya sejak tahun 2014 Pemda DIY melalui Dinas Kelautan dan Perikanan DIY mulai memberikan pelatihan kepada nelayan sebanyak 180 nelayan di enam lokasi (Pantai Sepanjang dan  Pantai Sanden di Kabupaten Gunung Kidul, Pantai Samas dan Parangtritis di Kabupaten Bantul dan Pantai Trisik dan Bogowonto di Kulon Progo).

Demikian tutur Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Sigit Sapto Rahardjo pada Republika.co.id, Selasa (1/8). Hal itu dimaksudkan untuk mengisi waktu para nelayan apabila sedang tidak melaut karena pengaruh cuaca. Namun sampai sekarang hanya nelayan di Pantai Sepanjang Gunung Kidul yang masih memproduksi garam. Tapi hanya untuk konsumsi sendiri. Produksinya juga beberapa kuintal saja dalam setahun karena terkendala cuaca.

Rencana Pemda DIR meningkatkan produksi garam di Pantai Sepanjang karena sebenarnya karena permintaan garam dari Sepanjang untuk budidaya ikan Kerapu di Jalan Kerapu dan pasokan garamnya selalu kurang, kata Sigit. Karena itu Pemda DIY dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan DIY akan berupaya menghidupkan dan meningkatkan produksi garam di Sepanjang serta di Pantai Samas. Kemungkinan juga di Pantai Trisik dan sekarang dari Dinas Kelautan dan Perikanan sedang melakukan peninjuan ke Pantai Trisik.

‘’Kami sudah melakukan peninjuan ke Pantai Samas. Waktu itu nelayan di Pantai Samas sudah memproduksi garam, tetapi sering angin bertiup kencang sehingga membuat pasir bercampur dengan garam yang sedang dikeringkan,’’katanya.  Karena itu masyarakat di sana menghentikan produksinya.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyarankan produksi garam di Pantai Samas digeser ke utara yang anginnya tidak terlalu bertiup kencang.  Sultan juga sudah meminta DKP DIY untuk melakukan kajian tentang wilayah DIY yang bisa memproduksi garam.

Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan DKP DIY Suwarman mengatakan pihaknya sudah siap menyampaikan kepada Gubernur DIY tentang potensi wilayan produsen garam. Ia mengungkapkan sebenarnya di wilayah selatan Jawa kadar garamnya tinggi karena tidak banyak muara  sungai seperti di pantai utara Jawa. Cukup tinggal menampung air laut  ke dalam terpal  atau plastik GPE dengan ukuran 4 meter kali 6 meter persegi dan dibuat cekungan dengan kedalaman sekitar 15 centimeter. Dari ukuran tersebut bisa menghasilkan sekitar 16 kilogram garan. Bila cuaca panas dan cepat penguapannya dalam waktu sehari sudah jadi garam, jelas Suwarman.

Garam Pantai Sepanjang cenderung lebih bersih karena tidak bercampur pasir. Sementara itu kalau di Pantai Samas karena sering bercampur dengan pasir sehingga perlu ditambah dengan Ramsol. ‘’Jadi sebetulnya Indonesia yang kaya dengan air laut kalau produksi garam dikembangkan tidak perlu impor garam,’’ujarnya.   

Yang menjadi masalah, kata Sigit, nelayan lebih tertarik mengembangkan pariwasata. ‘’Padahal sebetulnya apabila masyarakat memproduksi garam bisa diinovasi untuk pengembangan  pariwisata juga dan ini akan kami coba kembangkan,’’ ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement