REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kebutuhan garam untuk masyarakat di Kota Padang, Sumatera Barat, mencapai 3.000 ton dalam satu tahun.
"Rata-rata penggunaan garam per orang dalam satu tahun tiga kilogram dan jumlah penduduk Kota Padang lebih kurang satu juta jiwa," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang Endrizal di Padang, Senin.
Ia menyebutkan rata-rata konsumen garam di Padang adalah rumah tangga dan jika ada usaha yang membutuhkan banyak garam itu juga industri rumah tangga. Oleh sebab itu, katanya banyak masyarakat yang mengeluhkan naiknya harga garam di Padang sejak tiga minggu terakhir.
Ia menyampaikan kenaikan harga garam saat ini cukup signifikan dari Rp 3.000 per kilogram menjadi Rp 7.500 per kilogram karena pasokan dari Surabaya yang kurang.
Pemkot Padang dikatakannya hanya dapat berkoordinasi dan menunggu kebijakan dari pemerintah pusat untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Kemudian berusaha untuk berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang dan perguruan tinggi agar dapat membuka peluang adanya pabrik garam di daerahn itu.
"Padang cukup berpotensi untuk memiliki pabrik garam karena merupakan wilayah pesisir pantai," katanya.
Pengolah ikan asin di Pasia Nan Tigo, Kota Padang, Sumbar mengeluhkan naiknya harga garam yang mengakibatkan turunnya jumlah produksi.
"Naiknya harga garam yang telah terjadi beberapa minggu ini mengakibatkan turunnya jumlah produksi hingga 50 persen," ujar salah seorang pengolah ikan asin, Darma (59).
Ia mengungkapkan dalam satu hari dapat memproduksi hingga 100 kilogram ikan asin jenis teri, namun sejak kenaikan harga garam, produksi hanya mencapai 50 kilogram, hal itu dikarenakan keterbatasan daya beli untuk membeli garam.
Untuk 100 kilogram ikan asin jenis teri itu, katanya membutuhkan lebih kurang 30 kilogram garam.