REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, revitalisasi infrastruktur di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba akan dipercepat pembangunannya. Wisata bagi wisatawan mancanegara jadi unggulan penerimaan devisa negara.
"Diharapkan satu juta kunjungan wisatawan mancanegara pada 2019 ke Danau Toba. Sejak dicanangkan KSPN Danau Toba sebagai tujuan wisata dunia, maka dibutuhkan investasi besar guna revitalisasi di kawasan tersebut," katanya dalam siaran pers, Senin, (31/7). Namun, ujar Luhut, tidak semuanya ditanggung pemerintah tetapi kerjasama antar institusi swasta atau dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Luhut yang menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Pengelola Otoritas Pariwisata Danau Toba (BPOPDT) juga menyampaikan berbagai permasalahan di sekitar pembangunan kawasan wisata tersebut dan pemecahannya. "Penerbangan Internasional Silangit perlu dibuka karena jumlah wisatawan yang meningkat. Saya dapat laporan turis yang datang ke pulau Samosir tahun 2016 peningkatannya hingga 300 persen atau mencapai lebih dari 260 ribu orang padahal infrastruktur belum semua terbangun, " terang Luhut. Ia meminta semua yang terlibat harus bekerjasama. Pembangunan dan perpanjangan landas pacu Bandara Silangit menjadi bandara internasional ditargetkan selesai pada bulan November 2017. Garuda Indonesia dan beberapa penerbangan swasta siap membuka rute internasional, langsung dari Singapura dan Tiongkok ke Bandara Silangit. "Masyarakat Batak harus siap memasuki era pariwisata dengan tetap mempertahankan kearifan budaya lokalnya, kesenian tradisionalnya serta pembangunan fasilitas akomodasi dan penginapannya." Anggota Komisi XI DPR RI dari FPDIP Maruarar Sirait mengatakan, transportasi dibangun, perkembangan jalan tol diawasi terus, kawasan wisata termasuk Danau Toba diperhatikan. "Ini langkah nyata pemerintahan Jokowi mau membangun Indonesia dari pinggiran agar ekonomi Indonesia merata dan Indonesia terjaga dengan utuh," ujar Maruarar. Perubahan sosial di wilayah tujuan wisata harus diimbangi dengan pendidikan karakter guna mempertahankan kearifan budaya. Masyarakat Batak sangat menjunjung tinggi pendidikan sehingga berjalan seiring pembangunan wilayah serta peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Hal tersebut, lanjutnya, terbukti bahwa masyarakat Batak yang merantau di Jakarta yang tergabung dalam Horas Halak Kita (3H), bekerjasama dengan kementerian pariwisata menggelar agenda foto kontes Toba Nauli 2017 (TNP17).
Advertisement