REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) tahap III 2017 di seluruh kabupaten/kota di Indonesia dijadwalkan tuntas pada Agustus. Pencairan sudah dimulai pada Sabtu (29/7) ini dari Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur.
"Insya Allah Agustus bulan depan PKH tahap III selesai. Jika pencairan tahap ke II belum diterima maka akan diberikan rapel atau dobel," kata Khofifah saat pencairan di kantor Camat Tlanakan Kabupaten Pamekasan, dalam siaran pers diterima Republika, Sabtu (29/7).
Total bantuan PKH yang dikucurkan untuk Kabupaten Pamekasan Tahun 2017 sebesar Rp 55.875.960.000 untuk 29.564 KPM (keluarga penerima manfaat). Selain itu, juga diserahkan bantuan beras sejahtera (Rastra) bagi 82.758 keluarga dengan nilai bantuan sebesar Rp 113.510.872.800.
Mensos juga menyerahkan bantuan sosial Usaha Ekonomi Produktif Kelompok Usaha Bersama (UEP-Kube) bagi 300 keluarga senilai Rp 600 juta. Total bansos untuk Pamekasan senilai Rp 169.986.832.800.
Khofifah kembali mengingatkan ibu-ibu KPM PKH untuk memanfaatkan bansos sesuai dengan peruntukannya. Ia meminta agar bantuan sebesar Rp1,5 juta yang sudah disalurkan ke rekening para penerima tidak perlu dicairkan semua jika kebutuhan tidak mendesak. "Jangan lupa pesan bapak Presiden, PKH tidak boleh untuk beli rokok dan pulsa. Tapi untuk tambahan anak sekolah dan tambahan gizi ibu hamil serta balita," kata Khofifah.
Saat ini, diketahui bahwa bansos nontunai PKH telah menjangkau enam juta KPM dan akan diperluas hingga 10 juta KPM pada awal 2018 mendatang. Bansos ini diperuntukkan bagi pendidikan anak usia SD-SMA, serta pemenuhan nutrisi ibu hamil dan balita.
Dalam kesempatan itu, Khofifah juga menyampaikan kepada masyarakat bahwa negara tidak pernah alpa untuk hadir membantu mereka. Ia mengajak seluruh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mengibar-ngibarkan bendera merah putih saat menyanyikan Mars PKH.
Khofifah mengatakan, cinta Tanah Air merupakan manifestasi dan dampak keimanan yang memiliki konsekuensi wajib ain tanpa pengecualian untuk mempertahankan Indonesia dari berbagai ancaman. Saat ini, lanjut Khofifah, Indonesia tengah dirongrong gerakan radikal anti Pancasila.
Gerakan radikal ini harus diwaspadai dan dilawan seluruh elemen rakyat Indonesia. "Negara selalu hadir untuk membuat mereka berdaya dan berupaya semaksimal mungkin mengangkat derajat mereka. Karenanya, tidak ada alasan untuk tidak mencintai negara ini," tutur Mensos.