REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) menggelar konser kemanusiaan dengan menghadirkan grup band Wali dan Opick sebagai penutup Musyawarah Nasional (Munas) JSIT IV yang digelar di Mataram, NTB, pada Sabtu (29/7). Tak hanya berdendang, dalam konser ini juga dilakukan penggalangan dana untuk warga Palestina.
Di sela-sela mengeluarkan tembang-tembang andalannya seperti Assalammualaikum, Semesta bertasbih, Cahaya Hati, Dealova, dan tentu saja Tombol Ati. Opick mengajak para peserta munas yang datang dari seluruh penjuru negeri ikut menyumbangkan rezekinya untuk membantu penderitaan warga Palestina atas agresi Israel.
"Berapa yang kita punya untuk saudara-saudara kita di Palestina," ujar Opick di Grand Ballroom Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Sabtu (29/7) malam.
Opick menambahkan, Masjid Al Aqsha bukan hanya milik Palestina semata, melainkan seluruh umat Islam di dunia, tak terkecuali di Indonesia. "Al Aqsha bukan punya Palestina tapi seluruh umat Islam di dunia," tegas Opick. Opick juga berencana akan mengunjungi Palestina dan tempat pengungsian yang terdapat di negara-negara tetangga Palestina.
Ketua JSIT yang baru terpilih Muhammad Zahri mengatakan target tertinggi dalam membangun sektor pendidikan ialah lahirnya generasi yang peduli kepada sesama, tak hanya dengan saudara se-Tanah Air melainkan juga di luar negeri.
"Dalam UUD kita tercantum bangsa Indonesia berperan aktif dalam menciptakan perdamaian. Mari bersama serukan kebebasan Palestina lewat dunia pendidikan," ujar Zahri.
Senada dengan Zahri, Ketua Dewan Pembina JSIT Sukro Muhab juga mengajak para peserta Munas JSIT IV untuk melayangkan doa bagi masyarakat Palestina yang masih dalam cengkeraman Israel. Di akhir penggalangan dana, total donasi yang berhasil dikumpulkan untuk Palestina tercatat sebesar Rp 2.171.944.000. Selain itu, sebanyak 44 sekolah Islam terpadu juga sepakat menargetkan penggalangan dana untuk Palestina secara kolektif sebesar Rp 18 miliar.