Sabtu 29 Jul 2017 12:49 WIB

Memburu Bir Pletok Hingga Tape Uli di Festival Condet

Rep: Achmad Syalaby/ Red: Hazliansyah .
Tape Uli di Festival Condet
Foto: Republika/Achmad Syalabi
Tape Uli di Festival Condet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beragam makanan tradisional disajikan di Festival Condet 2017. Di tengah cuaca nan terik, dinginnya bir pletok patut menjadi minuman alternatif bagi para pengunjung festival.

Achmad Chuzaivah, penjaja bir pletok mengungkapkan, minuman tradisional itu dibuat dari beragam bahan pilihan. Dari secang, pala hingga jahe lokal. Menurut dia, jahe lokal sengaja dipilih karena kualitasnya lebih baik dari jahe impor.

Meski ukurannya lebih kecil, jahe lokal ini mampu memberi rasa pedas yang lebih baik ketimbang jahe impor.

"Kalau secang digunakan untuk warna merahnya," ujar dia di festival yang digelar dari Jalan Buluh hingga Jalan Gardu, Condet, Jakarta ini, Sabtu (29/7).

Saat mencicipi minuman ini, Republika.co.id merasakan sensasi manis dan pedas yang disajikan dengan dingin. Rasanya terasa menyegarkan. Menurut dia, satu botol kecil bir pletok dibanderol Rp 10 ribu.

Setelah mencicipi bir pletok, tape uli menjadi panganan khas betawi yang ditawarkan oleh Festival Condet. Gurih dan lembutnya uli dicocol dengan manisnya tape menawarkan sensasi tersendiri.

Rochmat, salah satu penjaja tape uli mengungkapkan, tape uli merupakan panganan yang diwariskan turun temurun di keluarganya. Rochmat mendapatkan resep tape uli dari almarhumah ibunya.

"Ini bikinnya enggak sembarangan," ujar dia.

Untuk membuat tape uli, butuh waktu hingga tujuh hari agar mendapatkan rasa yang diinginkan. Pasalnya, kata Rochmat, tape harus melalui proses fermentasi.

"Belum deg-degannya manis atau enggak. Bisa malah adem," ujar dia.

Rochmat membanderol tape uli seharga Rp 15.000. Selamat mencoba!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement