Jumat 28 Jul 2017 21:23 WIB

Stok Garam di Gudang Surabaya Kosong

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Garam (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Garam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Stok garam di gudang penyimpanan Pemkot Surabaya di daerah Sememi tercatat kosong sejak beberapa hari yang lalu. Hujan yang masih terjadi beberapa hari terakhir menyebabkan produksi garam mundur dari waktu biasanya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Joestamadji, mengatakan Pemkot telah mendorong petani garam untuk segera melakukan produksi. Seharusnya, saat ini petani garam sudah melakukan proses menyebar air tuah sebagai bahan baju garam dari air laut ke petak garam.

Berdasarkan informasi dari para petani, air tuah tersebut sudah memenuhi kadar kekentalan. "Rencananya hari ini mau disebar. Kami perkirakan pekan pertama Agustus sudah bisa panen. Ternyata malah hujan, jadi harus mundur sekitar 15 hari lagi," jelasnya kepada wartawan di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Jumat (28/7).

Joestamadji menyebut, kebutuhan garam di Surabaya mencapai 100 ribu ton per tahun. Dua tahun sebelumnya, ia mengakui produksi garam di Surabaya cukup tinggi.

Pada 2014, produksi garam di Surabaya mencapai 117 ribu ton, turun menjadi 86 ribu ton pada 2015. Produksi garam turun drastis pada 2016 yang hanya 1.430 ton selama setahun. Padahal, pada 2012 petani garam di Surabaya mampu memanen 140 ribu ton garam.

Total lahan garam di Surabaya mencapai 623 hektare yang tersebar di Kecamatan Benowo, Pakal, dan Asemrowo. Lahan tersebut dikelola oleh 124 petani garam.

"Prediksi kami produksi ini Agustus-September dua bulan ini bisa sampai 50 ribu ton," harapnya.

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Pemprov Jatim untuk mengantisipasi kelangkaam garam. Jalan yang dipilih dengan berhemat dulu garam yang ada.

"Ini kan kebijakan pemerintah pusat soal garam ini. Kami harus menunggu bagaimana kebijakannya," terangnya.

Selama ini, proses produksi yang dilakukan petani garam di Surabaya masih tradisional dengan mengandalkan geoiskolator. Joestamadji juga tengah memilikirkan teknologi lain agar produksi garam setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Di sisi lain, Pemkot juga mengajak koperasi di Surabaya untuk menjadikan gudang sebagai tempat penghasil garam yang dapat langsung dikemas oleh pelaku koperasi.Selain itu, Pemkot mendorong adanga peningkatan produksi dan percepatan proses pembuatan garam dengan menggandeng kelompok Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) Kota Surabaya.

"Kami ingin adanya peningkatan untuk tidak lagi memproduksi garam krosok melainkan menghasilkan garam konsumsi yang langsung dikemas oleh pelaku koperasi di sana," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement