REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 16 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen di Provinsi Riau, Jumat (28/8). "Titik panas menyebar di wilayah Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Meranti, Pelalawan dan Siak," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru.
Ia menuturkan ke 16 titik panas yang terpantau satelit Terra dan Aqua menyebar di Bengkalis tujuh titik, Indragiri Hilir tiga titik. Selanjutnya empat titik masing-masing menyebar di Meranti dan Pelalawan serta dua titik lainnya menyebar di Siak dan Indragiri Hulu.
Dari seluruh titik panas tersebut, Slamet mengatakan tujuh diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen. Titik api itu, lanjutnya, terpantau di Bengkalis empat titik. Masing-masing titik api di Bengkalis terpantau di Mandau dengan tingkat kepercayaan antara 95 hingga 100 persen.
"Selain di Bengkalis, titik api turut terpantau di Pelalawan dua titik dan satu titik di Meranti," urainya.
Sementara itu, ia menuturkan cuaca di Provinsi Riau akan sedikit lebih baik pada Jumat hari ini. Setelah lebih dua pekan lamanya tidak diguyur hujan, BMKG memprediksi potensi hujan intensitas sedang hingga lebat terjadi di sejumlah wilayah pagi ini. "Hujan diserta angin kencang berpotensi terjadi di Kota Pekanbaru, Siak dan meluas hingga ke Bengkalis," tuturnya.
Luas lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga Juli 2017 sudah mencapai 548,72 hektare. Lahan yang terbakar itu menyebar di sejumlah titik di Provinsi Riau.
Di antara wilayah yang mengalami kebakaran cukup masif sejak awal tahun ini adalah Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai, Meranti, Rokan Hulu, Pelalawan, Siak, Indragiri Hilir. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir kebakaran berkisar dua hingga puluhan hektare terjadi di wilayah pesisir Riau, seperti Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis dan Meranti.
"Hingga kini kami terus mengantisipasi kebakaran meluas menyusul masuknya musim kemarau," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana