REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman menduduki ranking tertinggi jumlah Usaha Menengah Kecil (UMK) di DI Yogyakarta. Hal itu terungkap di Sosialisasi Sensus Ekonomi 2016, yang menjadi lanjutan dari pendataan UMK dan UMB tahun 2017, Kamis (27/7).
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DIY Arjuliwondo menuturkan, Sleman di DI Yogyakarta menempati posisi tertinggi dalam jumlah UMK yaitu 29.09 persen. Sedangkan, Usaha Menengah Besar (UMB) Sleman mencapai 42,26 persen.
"Di samping itu, sektor ekonomi 33 persen ada di Kabupaten Sleman," kata Arjuliwondo melalui rilis yang diterima Republika, Kamis (27/7).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman Tri Endah Yitnani mengatakan, pendapatan per-kapita Sleman memang mengalami peningkatan. Namun, bila dibandingkan dengan pendapatan per-kapita Yogyakarta atau nasional masih di bawahnya.
"UMKM baik mikro, kecil dan menengah mencapai 27.119 dan terbanyak ada di Kecamatan Sleman yaitu 2.535, dan paling sedikit ada di Kecamatan Depok yang hanya 689," ujar Tri.
Bupati Sleman Sri Purnomo berpendapat, UMK dan UMB sensus ekonomi 2016 dipakai sebagai dasar merumuskan banyak kebijakan dan analisis makro dan mikro. Hasil sensus digunakan pula untuk basis data berbagai survei lanjutan di bidang ekonomi.
"Mengingat sedermikian penting dan strategisnya hasil pelaksanaan sensus ekonomi tersebut, maka sensus ekonomi 2016 lanjutan harus sukses," kata Sri.
Ia menilai, keberhasilan sensus ekonomi lanjutan akan memberi manfaat yang besar tidak hanya bagi dunia usaha, masyarakat, tapi pemerintah sebagai dasar perencanaan ekonomi. Menurut Sri, dunia usaha dapat pula memanfaatkannya sebagai dasar perencanaan pengembangan usaha.