REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekaf) Kota Bogor mengungkapkan, jumlah pendaftar Istana "Open" atau Istura melebihi target 2017 yang ditetapkan sebesar 20 ribu orang pengunjung.
"Hingga Selasa kemarin jumlah pendaftar Istana "Open" sudah mencapai 24.342 orang. Dilihat dari animonya kemungkinan bisa naik lagi, mungkin capai 25 ribu," kata Kepala Disbudparekraf Kota Bogor, Shahlan Rasyidi kepada Antara di Bogor, Rabu (26/7).
Shahlan optimistis, minat masyarakat untuk mengunjungi Istana Bogor melalui kegiatan Istana "Open" masih tinggi dibanding tiga tahun sebelumnya yang sempat mengalami penurunan drastis.
Tahun 2013, jumlah pengunjung Istana "Open" mencapai 40 ribu orang. Terjadi penurunan signifikan mulai tahun 2014 dengan jumlah pengunjung selama kegiatan Istana 'Open' berlangsung lima hari hanya ada 30 ribu. Tahun 2015 juga mengalami penurunan, total pengunjung hanya 15.569 orang.
"Baru di tahun 2016 kita targetkan 15 ribu pengunjung, malah capainya naik menjadi 18 ribu lebih," kata Shahlan.
Ia menjelaskan, Istana "Open" adalah program tahunan Pemerintah Kota Bogor dalam rangka Hari Jadi Bogor (HJB) yang kali ini berusia ke-535. Kegiatannya adalah mempersilahkan warga untuk masuk ke Istana Bogor melihat lebih dekat, benda cagar budaya yang kini menjadi tempat tinggal Presiden Joko Widodo.
"Ini merupakan tahun ke-15 penyelenggaraan Istana 'Open'," katanya.
Shahlan menyebutkan, sejak dua tahun terakhir, istilah Istana 'Open' yang sejak awal dikenal kini berganti nama menjadi Istura yakni Istana untuk rakyat. Kegiatan Istana 'Open' mempersilahkan masyarakat bertamu atau berkunjung ke Istana Bogor, melihat dari dekat seperti apa Istana Kepresidenan tersebut adanya, mengenal sejarahnya, serta benda-benda yang ada di dalam istana.
Selama berkunjung, rombongan warga akan dipandu oleh protokoler Istana Kepresidenan Bogor yang akan menjelaskan apa-apa saja yang ada di istana, mulai dari sejarahnya, tahunnya, serta peristiwa bersejarah yang terjadi di istana tersebut.
Sejak tahun 2014 Istana Bogor hanya terbuka untuk bagian luarnya saja yakni halaman depan dan halaman belakang. Masyarakat tidak boleh lagi masuk ke dalam ruangan Istana dengan pertimbangan kegiatan Presiden Joko Widodo yang bertempat tinggal di sana.
Diduga penurunan jumlah pengujung dipicu oleh tidak luasnya akses masyarakat untuk mengunjungi setiap jengkal Istana, selain itu, diawal program Istana 'Open' rangkaian kunjungan berakhir di dalam Kebun Raya Bogor, sehingga warga memanfaatkan momen tersebut untuk berwisata singkat.
"Sejak beberapa tahun terakhir, tidak bisa lagi gratis masuk Kebun Raya Bogor, hal ini juga yang membuat minat masyarakat berkurang," kata Shahlan.
Tahun ini, lanjut Shahlan, kunjungan Istana 'Open' sudah diperbolehkan lagi masuk Kebun Raya Bogor gratis. Selain itu, juga gratis masuk ke lima museum yang ada di Kota Bogor.
"Kami berterimakasih dengan kebijakan dari Kepala PKT Kebun Raya-LIPI untuk membuka kembali Kebun Raya bagi pengunjung Istana 'Open' yang kebetulan tahun ini usianya 200 tahun," kata Shahlan.
Shahlan menambahkan, tujuan kegiatan Istana 'Open' selain sebagai wisata edukasi mengenai sejarah istana kepada anak-anak dan masyarakat luas, serta sebagai agenda pariwisata mendorong minat wisatawan ke Kota Bogor.
"Karena pengunjung Istana 'Open' tidak hanya warga Kota Bogor, tapi Jabodetabek, luar Pulau Jawa, bahkan mancanegara. Tahun ini ada wisatawan dari Amerikan Serikat, Swedia dan Jepang," katanya.
Yoko bersama tiga temannya, Izumi, Kyoko dan Tamiko asal Jepang tertarik untuk mengikuti kegiatan kunjungan Istana 'Open' karena ingin mengetahui seperti apa Istana Bogor tersebut. "Tertarik saja, saya dapat informasinya dari koran, lalu saya ajak teman-teman untuk jalan-jalan ke Bogor sambil liat Istana Bogor," kata Yoko dalam bahasa Indonesia terbata-bata.