REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Sedikitnya delapan pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) Cot Seumeureung, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh dilarikan ke Puskesmas karena mengalami sesak nafas akibat menghirup asap pekat yang mengepung lingkungan sekolah. "Pagi tadi mereka dibawa oleh pihak sekolah karena sesak nafas, kemudian kita tanggani. Beberapa di antaranya bisa langsung pulang dan ada juga yang mesti harus di rawat inap," kata Lola Alfira, seorang petugas medis di Puskesmas Samatiga, Meulaboh, Rabu (26/7).
Asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Aceh Barat semakin parah. Hampir semua kecamatan diselimuti asap hingga merambah kawasan pedalaman. "Masyarakat banyak yang sudah mengeluh panasnya tenggorokan akibat menghirup asap pekat," katanya.
M Nasir, salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Pante Cermen mengatakan saat ini pemukiman yang berjarak lebih 60 kilometer dari ibu Kota Meulaboh itu sudah dikepung kabut asap sejak Selasa (25/7) malam. "Asapnya sudah sangat parah, pagi ini kami di sini sudah begitu merasakan. Padahal di sini tidak ada kebakaran laham dan hutan, mungkin dari wilayah kecamatan lain di bawa anggin kemari," ujarnya via telepon selular.
Pesawat udara untuk mengebom air sudah mendarat di Bandara Cut Nyak Dhien belum melakukan pengeboman air, padahal sudah satu hari berada di wilayah Aceh. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Teuku Syahluna Polem menuturkan pesawat bom air milik BNPB tersebut baru mulai melakukan pengeboman air di kawasan titik terjadi kebakaran lahan dan hutan setelah waktu dhuhur wilayah Aceh.
"Ini masih persiapan, nanti mungkin habis Dhuhur baru dimulai melakukan pengeboman air. Nanti kami kabari lokasi mana yang dituju oleh helikopter bom air," katanya menambahkan.