Rabu 26 Jul 2017 10:07 WIB

Harga Bawang Masih Tinggi di Sampit

 Pedagang menimbang bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/5).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pedagang menimbang bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Harga bawang di pasar tradisional Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah hingga kini masih tinggi. Hal itu dikeluhkan masyarakat karena membebani belanja mereka.

"Sejak sebelum Ramadhan lalu harga bawang naik, sampai sekarang belum juga normal. Harusnya ini menjadi perhatian pemerintah untuk mencarikan solusi supaya tidak membebani masyarakat," kata Wida, warga Sampit, Rabu (26/7).

Di Pasar Keramat Sampit, pedagang menjual bawang merah dan bawang putih dengan harga berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per kg, tergantung kondisi kualitas bawang. Harga ini jauh lebih tinggi karena saat normal harga bawang merah hanya Rp 20 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 18 ribu per kilogram.

Pedagang mengaku terpaksa menyesuaikan harga karena harga bawang di tingkat agen kembali naik. Tingginya harga membuat pedagang juga membatasi untuk mengambil jatah bawang dari agen, karena khawatir stok menumpuk akibat penurunan daya beli masyarakat.

Pedagang belum berani memprediksi apakah harga akan segera turun atau bahkan malah naik lagi. Fluktuasi harga sangat dipengaruhi pasokan dan ketersediaan barang. "Saya menjual Rp 35 ribu per kilogram. Ada juga yang menjual sampai Rp 40 ribu per kilogram. Perbedaan harga ini karena pengaruh mengambil sumber yang berbeda," kata Miah, salah seorang pedagang.

Kebutuhan bawang di Kotawaringin Timur sebagian besar dipasok dari luar daerah karena produksi bawang oleh petani lokal masih rendah. Pasokan bawang berasal dari sejumlah daerah di Jawa melalui Surabaya dan Bima, Nusa Tenggara Barat yang dipasok melalui Banjarmasin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement