Rabu 26 Jul 2017 08:00 WIB

Hujan Guyur Sumbar, Risiko Kebakaran Berkurang

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Titik panas kebakaran lahan di Sumatra.
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran lahan di Sumatra.

REPUBLIKA.CO.ID, SIBERUT SELATAN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya pembentukan awan hujan di sebagian Sumatra Barat, terutama di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sijunjung, dan Sawahlunto. Potensi hujan ini sekaligus mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan yang meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Bahkan pada Selasa (25/7) kemarin sempat dilaporkan adanya kebakaran lahan gambut di Pasaman Barat, Sumatra Barat.

 Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi (BMKG) Minangkabau Padang Budi Iman Samiaji menyebutkan, pantauan satelit cuaca pada Selasa (25/7) pukul 18.30 WIB terpantau awan hujan di wilayah yang disebutkan di atas. "Kami catat terbentuknya awan hujan," katanya.

Berdasarkan pengamatan Republika.co.id, Kabupaten Kepulauan Mentawai sejak sore hingga petang diguyur hujan gerimis. BMKG sebelumnya sempat melihat adanya tiga titik panas yang tersebar di Pesisir Selatan, Pasaman Barat, dan Pesisir Selatan.

"Tingkat kepercayaannya bervariasi antara 40 hingga 80 persen," ujar dia, Selasa (25/7).

Ia juga mengungkapkan, titik panas sudah mulai terlihat di Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan. Meski belum ada angka detil berapa titik panas yang terlihat, namun ia memastikan sebarannya meningkat hingga hari ini.

Budi menilai, Sumatra Barat patut mewaspadai risiko peningkatan titik panas di provinsi lain terutama yang terletak di selatan dan tenggara Sumbar. Alasannya, sejak Ahad (23/7) lalu pola pergerakan arah angin mengalir dari arah tenggara menuju Sumatra Barat. Artinya, risiko kebakaran hutan dan lahan bisa saja merembet ke wilayah Sumatra Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement