REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Yogyakarta identik dengan destinasi wisata karena memiliki destinasi wisata yang cukup beragam mulai dari wisata alam, budaya, sejarah dan wisata kuliner. Ke depan, Yogya akan kembali memiliki alternatif wisata. Pasalnya, Muhammadiyah sedang giat membangun museum.
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, selain berfungsi sebagai sarana edukasi, museum itu juga memiliki fungsi rekreasi yang dapat digunakan sebagai sarana penunjang pariwisata di Yogyakarta.
"Museum itu dibangun di dalam Komplek Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta," kata Haedar Nashir dalam kegiatan peletakan batu pertama pembangunan mueseum pada Sabtu, (22/7).
Ia juga mengatakan, museum yang secara administratif berada di wilayah Bantul dan dibangun di atas lahan dengan luas sekitar satu hektar tersebut merupakan museum pertama Muhammadiyah. Sebenarnya, saat ini lokasi Islamic Center yang dibangun oleh Muhammadiyah dan bantuan dari Pemerintah Arab Saudi itu telah menjadi destinasi wisata mengingat kompleks itu memiliki bangunan masjid yang cukup ikonik. Muhammadiyah optimistis, dengan adanya museum ini maka nantinya wisatawan akan semakin tertarik untuk menjadikan lokasi ini menjadi destinasi wisata.
"Tak hanya itu, tujuan utama dari didirikanya museum ini adalah untuk memberi informasi yang komprehensif tentang sejarah Muhammadiyah," ujarnya.
Oleh karena itu, museum tersebut juga diisi dengan rekam jejak kiprah Muhammadiyah dalam bidang sosial dan ekonomi serta peran kebangsaan dalam membentuk peradaban dunia. Rencananya, lahan seluas satu hektar itu akan didirikan bangunan museum seluas tujuh ribu meter persegi yang terdiri dari empat lantai. Dalam kompleks itu, nantinya juga akan dibangun menara observatorium untuk hisab.