REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terpapar polusi udara dalam jangka lama dapat memicu sejumlah penyakit kronis. Di antaranya kanker paru-paru, stroke dan penyakit jantung.
"Menakutkan dampak polusi itu penyakit kronis, paling berat kanker. WHO menyatakan warning polusi udara karena dapat menimbulkan kanker, penyakit jantung dan stroke," ucap dokter spesialis paru RS Persahabatan dr. Agus Dwi Susanto di Jakarta, Selasa (25/7).
Komponen dari salah satu polutan adalah adalah partikulate matter (PM) yang jika terhirup dan masuk ke dalam tubuh serta pembuluh darah akan merangsang peradangan sistemik.
Peradangan sistemik dalam jangka panjang akan merangsang terbentuknya risiko penyempitan pembuluh darah dan hal itu yang nantinya berisiko menjadi penyakit jantung. "Itu terjadi terus menerus. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Bukitnya itu penyempitan pembuluh darah, jantung koroner dan stroke karena proses inflamasi sistemik," tutur dr. Agus.
Sementara untuk kanker paru, di Indonesia penderitanya paling banyak adalah perokok aktif. Asap rokok merupakan salah satu komponen polusi udara yang mengandung partikulate mattter, CO serta nikotin. "Kita sadari asap rokok komponen terbesar untuk polusi dalam ruangan. Berbeda dengan luar ruangan paling besar dari kendaraan," ucap dr. Agus.
Ia mengatakan terpapar polusi dalam jangka panjang membuat risiko lebih tinggi terserang kematian dini. "Besar faktor karsinogennya dihisap setiap hari. Terjadinya sebuah penyakit itu sangat tergantung pada lamanya dan besarnya seseorang terpapar barang tersebut," kata dia.
Untuk mengurangi risiko terpapar polusi udara, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah ada memakai masker yang dapat menyaring partikel berbahaya.