Selasa 25 Jul 2017 13:51 WIB

Pedagang Heran Garam di Kota Tangerang Langka

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
 Pedagang menunjukan garam di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Ahad (5/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menunjukan garam di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Ahad (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sudah beberapa bulan ini pedagang sembako di beberapa pasar di Kota Tangerang kesulitan memperoleh garam. Itulah yang dirasakan Budi (61 tahun), pedagang di Pasar Anyar, Kota Tangerang. "Sudah ada hampir sebulan inilah garam langka," kata Budi kepada Republika.co.id saat ditemui di toko klontong miliknya, Selasa (25/7).

Ia pun heran mengapa garam bisa langka. "Itu kan dari air laut, kok bisa langka. Kita heran itu," tuturnya.

Hal yang sama juga terjadi di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang. Berdasarkan pantauan Republika.co.id, beberapa pedagang mengaku sudah tidak lagi menjual garam karena sudah lama kosong. "Garam kita lagi kosong, biasanya kita jual per bal isi 40 bungkus harganya Rp 36 ribu," ujar salah satu pedagang di Pasar Induk Tanah Tinggi, Khairul Azman (21 tahun).

Khairul juga tidak mengetahui penyebab kelangkaan garam tersebut. "Kita juga enggak tahu tiba-tiba stok garam kosong begitu. Semenjak habis Lebaran orang banyak yang tanya," katanya.

Salah satu pedagang di Pasar Induk Tanah Tinggi yang masih menjual garam adalah Nina (36 tahun). Ia menjual garam merek Intan ukuran 250 gram seharga Rp 3.000. "Biasanya kita jual Rp 1.000, ini karena lagi langka jadi Rp 3.000," ujarnya.

Imbas kenaikan harga tersebut banyak pembeli yang mengeluh. "Kita juga kalau masa enggak pakai garam kan enggak mungkin, terpaksa dibeli," ucapnya. Tidak hanya garam halus, garam kasar juga mengalami kelangkaan. "Biasanya Rp 8.000 sekarang di jual Rp 9.000 per kilo," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement