REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Tim Komunitas Geopark Ranah Minang (GRM) akan meneliti goa batu kapal di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, untuk membantu pemerintah mempromosikan dan mengembangkan kepariwisataan daerah.
Humas GRM Yulnofrins Napilus di Padang Aro, Jumat (21/7) mengatakan, penelitian akan dilakukan untuk mengetahui umur, dan jenis batu serta fosil di goa itu. "Setelah umurnya diketahui baru bisa diinterpretasikan ke bawah dan ujungnya diketahui bagaimana goa itu terjadi sehingga ada keterangan jelas dan menarik minat orang untuk berkunjung," jelasnya.
Menurutnya geopark aspek geologinya sangat kuat sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Geopark bukan hanya tentang goa batu kapal tetapi juga air terjun, panas bumi serta adat dan budaya yang berkembang di masyarakat sekitar. "Geopark bukan hanya goa batu kapal tetapi juga adat dan budaya masyarakat sekitar," ujarnya.
Ia menjelaskan batu kapur hanya bisa terjadi di pantai tetapi sekarang ada di daratan yang jauh dari laut dan itu butuh proses jutaan tahun.
Setelah hasil penelitian ini keluar datanya akan diserahkan ke Pemerintah Daerah untuk diusulkan jadi geopark nasional. "Kita hanya membatu meneliti apakah objek tersebut layak jadi geopark sedangkan pengusulannya tetap oleh Pemda," ujarnya.
Tim Geopark yang akan berkunjung ada delapan orang terdiri dari komunitas GRM dari Jakarta serta lokal dan dua pakar yaitu Asdep Wisata Petualangan Kemenpar Amalia Yunita dan ahli gua Cahyo Alkantana.
Pelaksana tugas Kepala Bagian Humas Solok Selatan Firdaus Firman mengatakan, pemerintah daerah siap untuk mengusulkan goa batu kapal yang terletak di Kecamatan Sangir Balai Janggo ke geopark nasional karena sudah memiliki dokumen yang dibutuhkan.
"Sekarang kita menunggu hasil penelitian GRM untuk penguatan data setelah itu baru di usulkan ke pusat untuk mendapat pengakuan dan sertifikat," ujarnya.