Kamis 20 Jul 2017 16:19 WIB

Gubernur Sumbar Protes Tiket Garuda Mahal

Rep: Indra Wisnu Wardhana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Garuda Indonesia (Ilustrasi)
Garuda Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Arus balik Lebaran ternyata belum selesai di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Hal ini terlihat dari tingginya animo penumpang yang hendak pulang ke tempat kerjanya di Jakarta, Bandung, dan kota lainnya di Sumatra.

Salah satu indikasinya terlihat pada lonjakan pengguna moda transportasi udara. Meski begitu, semenjak Lebaran hingga saat ini harga tiket pesawat ke luar kota Padang sangat mahal. Hal itu pun kerap mengundang protes dari.penumpang. "Harga tiket pesawat sangat mahal dan tidak masuk akal," kata Riri warga kota Padang baru baru ini.

Hasil penelusuran Republika, Kamis (20/7), harga tiket untuk tujuan ke luar kota Padang rata rata di atas Rp 1 juta. Misalnya untuk tujuan Padang-Jakarta beberapa maskapai menjual dengan harga Rp 1,2 juta sampai Rp 3,9 juta. Harga dengan kisaran sama juga berlaku untuk tujuan Padang-Bandung. Selisih harga di antara maskapai hanya bervariasi antara 100 ribu-200 ribu saja. 

Tingginya harga tiket sejumlah maskapai ini mendapat tanggapan dari Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno. Saat bertemu Republika di kantornya semalam, Irwan sempat menyampaikan protesnya. "Saya sudah kirim surat ke pimpinan Garuda soal harga yang tinggi ini tapi tidak ada respons yang baik," kata dia dengan nada serius.

Irwan mengaku bukan sekali ini memprotes Garuda soal harga tiket mahal. Menurutnya sudah dua atau tiga kali surat dengan nada sama dikirimnya. "Tiap tahun selalu saya protes tapi harga (tiket) tidak juga turun," tambah dia.

Gubernur mengaku sedih karena rakyatnya ikut menanggung tiket mahal. Walaupun ia mengakui hukum ekonomi berlaku di sini tapi semestinya bisnis tidak di praktekkan juga seperti itu. "Yang saya protes Garuda karena dia market leader," ujarnya.

Ia berharap Kementerian Perhubungan maupun instansi yang berkompeten soal pengendalian harga ikut turun tangan mengatasi hal ini. Apalagi persoalan tersebut rutin terjadi.

Menurut Gubernur suasana arus balik di Sumbar bisa berlangsung dua sampai tiga bulan. Para perantau yang datang dan balik masih cukup besar dalam rentang waktu pascalebaran.

Sebelumnya dilaporkan lonjakan penumpang, yang menjadi pemicu mahalnya harga tiket, sebetulnya sudah diantisipasi semua maskapai dengan menambah total 12 ribu kursi dan mengerahkan pesawat berbadan besar jenis airbus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement