Kamis 20 Jul 2017 11:26 WIB

Gunung Sinabung Kembali Erupsi

Sejumlah siswa bermain di halaman sekolah dengan latar belakang Gunung Sinabung yang mengeluarkan material vulkanik, di desa Ndokum Siroga, Karo, Sumatera Utara, Selasa (11/4).
Foto: Antara/Tibta Peranginangin
Sejumlah siswa bermain di halaman sekolah dengan latar belakang Gunung Sinabung yang mengeluarkan material vulkanik, di desa Ndokum Siroga, Karo, Sumatera Utara, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara mengalami erupsi, Kamis, pukul 07.20 WIB. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Medan, Kamis, mengatakan, erupsi itu disertai semburan abu vulkanik dengan tinggi kolom 3.500 meter dan guguran lava sejauh 1.000 meter ke arah Selatan.

Selain mengeluarkan abu vulkanik dan guguran lava, erupsi tersebut juga menimbulkan gempa tektonik yang berlangsung selama 386 detik. Pada Rabu (19/7) hingga pukul 06.00 WIB, Gunung Sinabung juga teramati mengalami erupsi yang memuntahkan abu vulkanik setingg 1.500 meter.

Hingga pukul 06.00 WIB tersebut, tercatat juga ada satu kali gempa tektonik, 20 gempa guguran, dan enam kali gempa dengan getaran rendah. Hingga pukul 12.00 WIB, teramati guguran kubah lava dengan jarak luncur 700 meter ke arah tenggara dan 35 kali gempa guguran, dan satu kali gempa tektonik jauh.

Hingga pukul 18.00 WIB, Gunung Sinabung juga teramati mengeluarkan erupsi dengan tinggi abu vulkanik 700 m, juga guguran kubah lava dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah timur dan tenggara. Dari rangkaian kindisi itu, BNPB menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi dan masih diberlakukan Status "Awas".

BNPB merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak, dalam jarak tujuh km untuk sektor selatan-tenggara, jarak enam km untuk sektor tenggara-timur, serta jarak empat km untuk sektor utara-timur.

Masyarakat yang beraktivitas dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung juga diingatkan agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar hujan.

Kondisi itu karena telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai agar waspada karena bendungan itu sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga berpotensi mengakibatkan banjir lahar atau banjir bandang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement