Kamis 20 Jul 2017 11:05 WIB

Kades di Kabupaten Bandung Ini Bantah Ada Kemiskinan di Desa

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Penurunan angka kemiskinan mengalami pelambatan
Foto: Pandega/Republika
Penurunan angka kemiskinan mengalami pelambatan

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Kepala Desa Cukang Genteng, Kabupaten Bandung, Hilman membantah jika sebaran kemiskinan banyak terjadi di wilayah pedesaan. Dia menganggap kemiskinan justru berada di wilayah pinggiran perkotaan.

Hal ini menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia yang merilis angka kemiskinan paling tinggi berada di pedesaan. "Saya tidak yakin kemiskinan ada di desa. Angka kemiskinan (berada) di desa tidak 100 persen benar, yang ada di pinggiran perkotaan," ujarnya saat dihubungi via telepon, Kamis (20/7).

Dia menjelaskan, di desa memang bisa ditemukan warga yang tinggal di rumah jelek namun mereka memiliki lahan pertanian. Sementara di kota sendiri, menurutnya terdapat warga yang memiliki kendaraan roda empat namun tinggal di rumah yang masih mengontrak. Menurutnya, di desanya sendiri, pihaknya pernah mengurangi jatah beras miskin (raskin) untuk warga miskin.

Ia menuturkan, diakui saat ini lahan produktif pertanian di desanya sebanyak 30 persen telah dikuasai oleh orang-orang luar dari desa tersebut. Namun, dia mengatakan,  meski sudah beralih tangan, lahan tersebut tetap digarap oleh warga setempat tanpa ditagih uang sewa oleh pemiliknya.

Dia menambahkan, saat ini banyak anak-anak muda di desa yang lebih memilih bekerja di kota dibandingkan bekerja di sektor pertanian di desanya sendiri. Diakuinya, anak-anak desa relatif kurang berminat turun ke sektor pertanian. Meski begitu sebagian kecil pemuda masih ada yang turun di sektor tersebut.

Hilman mengatakan saat ini pihaknya terus mendorong agar penggunaan dana desa digunakan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat dan tidak hanya melulu untuk pembangunan fisik. Program pemberdayaan tersebut akan dirumuskan melalui musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) desa. "Saya masih konsultasi dengan orang-orang ekonomi. Jangan sampai saat melaksanakan program pemberdayaan ekonomi namun masih berspekulasi," ungkapnya.

Sebelumnya, seperti diberitakan di Republika.co.id, Direktorat Jenderal Pembangunan Perdesaan Ahmad Erani Yustika menjelaskan bahwa saat ini angka kemiskinan di desa sekitar 18,3 persen sedangkan di kota sekitar tujuh persen. Ahmad Erani menjelaskan, permasalahan kemiskinan di desa saat ini karena sumber daya alam bukan dikelola oleh masyarakat desa. Dia menambahkan, seharusnya ada pemanfaatan dari sektor pertanian untuk meningkatkan nilai tambah bahan agar mengurangi angka kemiskinan di desa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement